Laporan Praktik Kerja Sapi Potong

KEGIATAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG (FEEDLOT)
DI PT. FORTUNA MEGAH PERKASA (FMP) DI DESA SUMUR BATU KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN SENTUL BOGOR
 

LAPORAN PRAKTIK KERJA 


Oleh
ARIF ROMADHON
NIM. D1E012142

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015


I. PENDAHULUAN
1.1    Letak Geografis
PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) terletak di Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan  Madang, Kabupaten Bogor. Topografi Desa Sumur Batu merupakan dataran tinggi dengan temperatur kurang lebih 27°C dan kelembaban udara berkisar antara 65 – 70 persen dan curah hujan rata-rata 298 mm per bulan, sehingga lokasi tersebut cukup baik untuk usaha penggemukan dan perdagangan sapi potong karena lokasinya yang terletak di pinggiran kota besar.
PT Fortuna Megah Perkasa berjarak 10 km dari ibu kota Kabupaten Bogor dan 2 km dari Kecamatan Babakan Madang. Jalan desa yang menghubungkan jalan umum dengan lokasi peternakan kondisinya kurang baik dikarenakan jalan yang rusak sehingga dapat mempersulit akses menuju ke lokasi peternakan tersebut. Jarak jalan umum dengan lokasi peternakan kurang lebih 3 kilometer dan jarak lokasi peternakan dengan pemukiman penduduk terdekat kurang lebih 300 meter.
Lahan peternakan PT Fortuna Megah Perkasa berbatasan dengan :
      a)      Sebelah utara               : Sungai Cikiruh
      b)      Sebelah timur              : Gunung Pancar
      c)      Sebelah selatan            : Sentul City
d)     Sebelah Barat              : Desa Citeurep
1.2    Sejarah Perusahaan
PT Fortuna Megah Perkasa sebelumnya merupakan peternakan sapi perah milik perseorangan yang mengalami kebangkrutan. Kemudian berdiri PT Inkud milik pemerintah yang bergerak di bidang kegiatan usaha sapi potong. Namun karena  masalah hutang piutang maka PT Inkud pun akhirnya dijual kepada Bapak H. Ali Dupa. Tahun 1998 didirikan PT Fortuna Megah Perkasa yang bergerak di bidang penggemukan dan perdagangan sapi potong. Selanjutnya pada tahun 2000, perusahaan melakukan  ekspansi ke daerah Lampung. Cabang perusahan peternakan PT Fortuna Megah Perkasa yang diberi nama PT Sinar Katel Perkasa. Cabang perusahaan tersebut berdiri dan diresmikan pada tahun 2002 sampai sekarang.
Identitas PT Fortuna Megah Perkasa adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan          : PT Fortuna Megah Perkasa
Alamat                           : Desa Sumur Batu, Kec. Babakan Madang, Kab.
                                         Bogor.
Berdiri                            : September 1998
Bentuk Usaha                : Perseroan Terbatas (PT)
Pemilik                           : Hj. Anna Muawanah dan H. Ali Dupa
Penanggung jawab         : Drh. Nunung Suwarsih
Luas lahan                      : 5 ha
Status lahan                   : Milik PT Fortuna Megah Perkasa
1.3    Struktur Organisasi
PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 1. Pemegang wewenang tertinggi dari seluruh kegiatan perusahaan adalah pemilik perusahaan, sedangkan manajer yang bertanggung jawab secara langsung di lapangan adalah tenaga operasional, tenaga operasional bertanggung jawab kepada direktur utama.
Tenaga kerja berjumlah 32 orang terdiri dari 3 orang  staf  kantor, 3 orang bagian  keamanan, 1 orang bagian gudang, 2 orang bagian transportasi, 3 orang bagian mixer atau pakan, dan 15 orang pekerja kandang, 2 orang bagian  lahan, 1 orang bagian pengairan, 1 orang tukang, 1 orang office boy. Staf kantor terdiri dari manajer, dokter hewan, administrasi, nutrisi pakan. Tenaga kerja kandang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang pekerja.
Fungsi dan tujuan dari masing-masing adalah :
1.      Manajer / penanggung jawab, bertugas untuk memimpin perusahaan dengan bantuan                 staf-stafnya yang membidangi jenis kegiatan masing-masing.
2.      Bagian Administrasi, bertugas untuk mengkoordinasikan segala sesuatu yang berkenaan             dengan administrasi kantor dan bertanggung jawab kepada manajer secara langsung.
3.      Bagian Keuangan, bertugas untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan dan               bertanggung jawab langsung kepada manajer langsung.
4.      Dokter hewan, bertugas bertanggung jawab mengatasi masalah kesehatan ternak. Bagian ini       bertanggung jawab langsung pada manajer.
5.      Bagian nutrisi pakan, bertugas untuk membuat formulasi ransum  pakan ternak yang akan          digemukkan dan mengkoordinasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah pakan. Bagian ini bertanggung jawab langsung pada manajer.
6.      Koordinator kandang, bertugas untuk mengkoordinir para tenaga kerja kandang dan sekaligus   bertanggung jawab terhadap kebersihan kandang. Bagian ini bertanggung jawab langsung pada manajer.
7.      Koordinator pakan, bertugas membuat pakan untuk hewan ternak yang sudah diberi formulasi   ransum oleh bidang nutrisi pakan, dan bertanggung jawab untuk membuat stock pakan yang sudah dibuat untuk hari-hari berikutnya. Bagian ini juga bertanggung jawab langsung pada manajer.
8.      Petugas keamanan bertugas menjaga keamanan disekitar lingkungan proyek dan membatasi       yang tidak berkepentingan untuk masuk.
9.      Petugas gudang, bertugas  mengatur alat – alat yang diperlukan di proyek.
10.  Supir, bertugas membawa mobil kantor dan membawa mobil proyek.
1.4    Bidang Usaha yang Dijalankan
Bangsa sapi yang digemukkan adalah sapi Brahman Cross (BX) yang terdiri dari heifer, steer dan terdapat juga sapi lokal yaitu sapi peranakan ongole (PO), dan sapi Simental. Sapi-sapi BX tersebut diimpor dari Australia. Sapi Brahman Cross (BX) merupakan hasil persilangan dari berbagai bangsa sapi antara lain sapi Brahman, Shorthorn, Simmental, Brangus dan lain sebagainya. Sapi peranakan Ongole (PO) didatangkan dari daerah Tuban Jawa Timur. Sapi bakalan yang diimpor dari Australia sebelum didatangkan di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) yang terletak di Bogor, transit terlebih dahulu di PT Sinar Katel Perkasa di Lampung untuk digemukkan. Selanjutnya sapi bakalan tersebut dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Selain sapi bakalan yang baru diimpor dari Australia ada juga sapi-sapi yang sudah pernah digemukkan di PT Sinar Katel Perkasa namun tidak mengalami pertambahan bobot badan yang baik bahkan ada yang mengalami penurunan sehingga dikirim ke PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) untuk digemukkan kembali kemudian dipasarkan. 
Penggemukan BX dilakukan selama 3 bulan dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH) rata- rata 0,80 kg/ekor/hari sedangkan sapi lokal tergantung kebutuhan pasar dan kebutuhan jagal (RPH). Umur sapi yang datang sangat bervariasi tergantung permintaan atasan kepada supplier yang ada di Jawa Timur, yaitu berumur kurang dari 6 bulan (masih pedet) sampai 2 tahun. Tujuan dari pembeliaan sapi pedet adalah untuk dijual pada waktu lebaran haji dengan harga yang lebih tinggi. Daerah pemasarannya di sekitar wilayah Jabodetabek bahkan sampai ke Bandung. Pembeli biasanya yang menjadi pengepul dan juga memiliki RPH sendiri. Sistem pembayaran dari penjualan sapi dengan cara transfer yang dikirim langsung ke kantor pusat. Sistem penjualan berdasarkan bobot hidup sapi yaitu dengan dilakukan penimbangan. Pembeli lebih tertarik banyak yang memesan sapi BX karena harganya yang lebih murah dan sifatnya yang lebih tenang tidak seperti sapi lokal (PO).

II. METODE
2.1    Materi
Materi yang digunakan pada saat pelaksanaan praktik kerja di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah  sapi BX (Brahman Cross), sapi PO (Peranakan Ongole) dan sapi hasil persilangan. Sapi PO jantan, dara, induk bunting, induk menyusui, pedet betina, dan pedet jantan masing-masing sebanyak 155, 240, 3, 35,  62 dengan total 575 ekor. Kapasitas total kandang di PT Fortuna Megah Perkasa dapat mencapai 848 ekor. Peralatan yang digunakan dalam perusahaan ini terdiri dari (seperti dalam tabel 1).
Tabel 1. Peralatan yang digunakan di PT Fortuna Megah Perkasa:
No
Alat
Fungsi/Kegunaan
Jumlah
1
Sorokan
Untuk mendorong kotoran keluarkandang
5
2
Mobil
Untuk mengankut hijauan dan konsentrat
2
3
Truk
Untuk mengankut sapi saat masuk dan keluar
2
4
Sekop
Untuk mengambil kotoran dalam lubang
4
5
Timbangan
Untuk menimbang pakan
2
6
Mixer
Untuk mencampur pakan menjadi konsentrat
1
7
Ember
Untuk tempat air
14
8
Parang
Untuk merumput
5
9
Copper
Untuk memotong hijauan
1
10
Sarung tangan
Untuk melindungi tangan
10
11
Masker
Untuk melindungi pernafasan
10

2.2    Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan saat praktik kerja adalah mengikuti secara aktif seluruh kegiatan dan tata laksana pemeliharaan yang ada di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP), meliputi :

a.         Kegiatan Rutin
1.      Pembersihan tempat pakan
2.      Pemberian pakan dan minum
3.      Pembuatan konsentrat
b.        Kegiatan Insidental
1.      Penimbangan bobot badan sapi
2.      Penanganan kesehatan
c.         Kegiatan Penunjang
1.      Mengumpulkan data-data
2.      Wawancara dengan manajer perusahaan
3.      Wawancara dengan pegawai kandang
4.      Pengamatan secara langsung

2.3    Waktu dan Tempat
         Praktik kerja dilaksanakan  selama 30 hari di mulai tanggal 15 Januari 2015 sampai 13 februari 2015. Tempat praktik kerja berlokasi di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP), Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Kerja praktek dimulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali kerja pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB kecuali hari Jum’at jam kerja dimulai pukul 07.00 sampai 11.00 WIB dilanjutkan kembali pukul 13.00 sampai 16.00 WIB. Waktu kerja dari hari Senin sampai hari Sabtu. 
 III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Kegiatan Rutin
3.1.1 Pembersihan tempat pakan dan tempat minum
Kegiatan membersihkan pakan dilakukan sebelum pemberian pakan dimulai, dari pukul 07.30 - 08.00 WIB atau sekitar 30 menit. Pembersihan tempat pakan bertujuan untuk membersihkan pakan yang tersisa yaitu jerami, konsentrat, dan rumput gajah, sebab pada pakan yang tersisa memungkinkan tumbuhnya jamur yang dapat mengakibatkan keracunan pada ternak yang akan membuat nafsu makan ternak akan menurun, selain itu juga sisa pakan berbau tengik yang diakibatkan karena adanya proses oksidasi lemak yang ada pada bahan konsentrat. Menurut Syamsu (2011) dedak padi memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi sehingga dapat memicu terjadinya ketengikan.
Kebersihan tempat air minum ternak harus dijaga karena air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba sehingga dapat menggangu kesehatan ternak. Tempat air minum dibersihkan dan dikuras seminggu sekali namun tempat air minum yang di bersihkan tidak merata, hanya tempat air minum yang sudah kotor dan bercampur dengan feses atau sudah terlihat hijau yang dibersihkan. Hal ini kurang sesuai dengan pendapat Siregar (2008), yang menyatakan bahwa penggantian air minum sehari sekali kurang efisien waktu untuk menjaga kebersihan tempat air minum. Pemberian minum yang optimal adalah diganti 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan tempat minum dan kualitas air minum.  Kebersihan air minum dinilai kurang merata mengingat tempat air minum yang dibersihkan hanya yang terlihat kotor dan tercampur dengan feses yang di bersihkan sedangkan kebersihan air untuk ternak sangat penting untuk kesehatan ternak itu sendiri.
3.1.2 Pembersihan kandang
Kandang yang digunakan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah tipe kandang barak terbuka model atap kandang gable roof, kandang tersebut menghadap arah timur dan model lantai lemprakan. Kandang di gunakan untuk semua jenis sapi yang di pelihara.  Lantai kandang harus rata, tidak licin, tidak terlalu keras atau tajam, tahan lama dan dibuat miring sekitar 5 – 10 derajat (Rianto dan Purbowati, 2009). Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada dua, yaitu kandang tunggal dan kandang ganda. Kandang tunggal terdiri atas satu baris kandang yang dilengkapi dengan lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada dua macam yaitu sapi saling berhadapan (head to head) dan saling bertolak-belakang (tail to tail) yang dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan pemberian pakan dan pengontrolan ternak (Ngadiyono, 2007).
Bahan atap kandang terbuat dari seng dan bahan lantai kandang dari semen, menurut Rukmana (2005) atap dapat berupa genting, asbes, seng, atau rumbia. Apabila atap terbuat dari genting, maka kemiringannya 30 – 45 derajat sedangkan atap yang terbuat dari asbes dan seng kemiringannya 15 – 20 derajat. Ketinggian atap yang terbuat dari genting adalah 4,5 m untuk lokasi kandang di dataran rendah sampai menegah dan 4 m untuk lokasi kandang di dataran tinggi, sedangkan atap asbes dan seng ketinggiannya 4 m untuk lokasi kandang di dataran rendah sampai menengah dan 3,5 m untuk lokasi di dataran tinggi (Siregar, 2008).
Tipe kandang barak dipilih karena lebih efisiensi biaya dan efisiensi tempat, selain itu tipe kandang barak, ternak akan lebih leluasa bergerak sehingga ternak menjadi sehat karena ternak tersebut lebih banyak bergerak.  Kandang A untuk sapi dewasa betina ukuran kandang seekor 1,8 x 2 m, kandang D untuk sapi dewasa jantan ukuran kandang seekor 1,8 x 2 m, kandang B dan C untuk sapi dara ukuran 1,8 x 1,5 m, kandang E untuk sapi pedet ukuran kandang 1,8 x 1m dan kandang F untuk sapi impor.
Alas kandang  terbuat dari semen beton dengan kemiringan hanya 5º. Lebar saluran pembuangan feses di PT Fortuna Megah Perkasa sekitar 70 cm dengan panjang 54 m yang berada di antara paddock pada setiap kandang. Kandang dilengkapi dengan bak pakan (feedbank) dan bak air (waterbank) untuk ternak.  Bak pakan ternak terdapat di sebelah tengah karena kandangnya tipe  head  to head atau saling berhadapan, sedangkan tempat minum terdapat disamping tiap paddock.  Setiap kandang memiliki jumlah pedok atau pen yang berbeda-beda. Satu tempat pakan (feedbank) untuk 4 sampai 5 ternak sedangkan untuk air minum (waterbank) memuat 5  sampai 6 ternak. Penanganan limbah di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) hanya di buang ke sungai dekat kandang melalui selokan.  Pembersihan kandang dilakukan setiap 2 hari sekali.
Tabel 2. Jumlah sapi per paddock
Paddock
Kandang
A
B
C
D
E
F
(Ekor)
1
11
23
-
28
-
13
2
22
24
-
22
-
12
3
20
29
-
28
-
18
4
31
30
-
28
-
-
5
31
42
-
-
-
11
6
19
53
-
-
-
-
7
-
-
-
-
-
36
8
-
-
-
-
-
8
9
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
36

Kandang yang terdapat di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) tidak memiliki dinding, hanya menggunakan pagar pembatas yang terbuat dari kawat baja yang berdiameter hanya 0,5 cm dan tingginya 150 cm. Pagar pembatas ini berfungsi untuk memisahkan  antar pen atau pedok atau sebagai sekat pembatas. Setiap paddock dilengkapi dengan sebuah pintu yang terbuat dari besi dan ada juga yang terbuat dari kayu balok, ukuran pintu  memiliki lebar 2 m dan tinggi 180 cm.
Pemeliharaan dan kebersihan kandang mempunyai peranan penting di dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan. Oleh karena itu perlu adanya penanganan dan pemeliharaan yang baik. Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan adalah kebersihan kandang dan perlengkapan maupun kebersihan dari ternaknya sendiri. Pembersihan kandang PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) tidak dilakukan secara rutin biasanya dilakukan bila dinilai feses sudah menumpuk terlalu banyak.  Pembersihan juga tergantung dari musim, apabila musim penghujan maka pembersihan akan dilakukan 3 hari dalam setiap kandang tergantung posisi kandang dan jumlah pen dalam kandang tersebut, apabila musim kemarau kandang dibersihkan setiap hari.
Pembersihan kandang dimulai pagi hari dengan membuang feses dari kandang ke selokan pembuangan. Kemudian dengan bantuan air yang mengalir di selokan tersebut maka feses secara otomatis akan mengalir ke tempat penampungan akhir sebelum dialirkan ke sungai dekat pemukiman penduduk di sekitar lokasi peternakan. Pembersihan kandang yang dilakukan tidak rutin menyebabkan ketidaknyamanan ternak yang dipelihara, selain itu kandang yang kotor merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bibit penyakit. Upaya penjagaan kesehatan ternak tidak lepas dari usaha penjagaan kebersihan kandang dan lingkungan sekitar dengan cara vaksinasi secara teratur, sanitasi, desinfeksi pada kandang dan peralatan, memeriksa kesehatan ternak secara teratur, dan memisahkan ternak yang sakit dengan ternak yang sehat (Rianto dan Purbowati, 2009). Sanitasi dilakukan pada ternak, lingkungan kandang, dan peternaknya.
Sanitasi kandang dilakukan dengan cara membersihkan kandang dan kotoran yang dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari (Soeprapto dan Abidin, 2006). Pembersihan kandang dilakukan sehari sekali atau apabila cuaca hujan 3 hari sekali karna air hujan membantu membersihkan feses yang tidak terkena atap. Prinsipnya pembersihan kandang dilakukan setiap hari yaitu bertujuan untuk memberi kenyamanan dan kebersihan bagi ternak serta guna menghindari kuman penyakit seminimal mungkin.
3.1.3. Pemberian Pakan dan Air Minum
Kegiatan yang utama dan kegiatan yang rutin dilakukan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah kegiatan pemberian makan dan minum. Pakan yang diberikan pada penggemukan sapi potong, berupa konsentrat dan hijauan, perbandingan pakan konsentrat dan hijauan yaitu 70% konsentrat dan 30% hijauan.
Tabel 3. Kerja Pegawai Kandang PT Fortuna Megah Perkasa

Jam
Kegiatan
07.30 - 08.00

08.00 - 09.00
09.00 - 10.00
10.00 – 11.30
-    Persiapan dan kontrol kandang
-    Memberikan air minum
-    Pemberian pakan jerami
-    Memberikan pakan konsentrat
-    Memberikan pakan hijauan
11.30 – 13.00
  Istirahat
13.00 – 16.00


-    Memberikan pakan konsentrat
-    Memberikan air minum
-    Membersikan kandang

Menurut Ngadiyono (2007) mengatakan bahwa penggunaan konsentrat tinggi lebih dari 70% pada usaha penggemukan sapi, meningkatkan konsumsi pakan, laju pertumbuhan, efisiensi pakan, persentase karkas dan lemak, serta dapat menurunkan alokasi biaya pakan untuk setiap unit pertambahan berat badan. Di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) perbandingan pemberian pakan untuk penggemukan sapi potong sama seperti diatas yaitu 70% konsentrat dan 30% hijauan.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang memakannya. Pakan dalam usaha peternakan merupakan bagian penting dalam menentukan tinggi rendahnya produksi dan pertumbuhan. Bahan pakan yang biasa diberikan kepada sapi antara lain adalah jerami padi, rumput gajah, dan rumput lapangan. Selain itu sapi juga diberi pakan konsentrat untuk mendapatkan pertambahan bobot badan yang tinggi. Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi yang sudah diambil hasil utamanya. Penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak memiliki kendala yaitu kandungan serat kasarnya yang tinggi, kecernaan dan kandungan nutrisi yang rendah (Santosa, 2008).
Jumlah pemberian rumput gajah untuk setiap hari 700 kg atau rata-rata per ekor 1,23 kg/ekor/harinya, jerami 600 kg untuk pemberian per ekor 1,04 kg dan konsentrat 6,10 kg/ekor/harinya berdasarkan analisis kebutuhan nutrien dengan BK rumput gajah 0,27 kg, BK jerami 1,01 kg, dan BK total konsentrat 5,537 kg sehingga BK total dan kebutuhan BK per ekor berdasarkan bobot badan ternak yang diberikan sudah cukup memenuhi sesuai kebutuhan dan mengalami kelebihan pakan. Menurut Purbowati (2010), penggunaan konsentrat yang lebih tinggi dalam ransum penggemukan secara feedlot ini bertujuan untuk mempercepat pertambahan bobot hidup dan menghasilkan konversi pakan yang lebih baik. Hijauan sebagai bahan pakan ternak yang bisa diberikan dalam dua bentuk yakni hijauan segar dan hijauan kering. Sumber hijauan berasal dari pemasok hijauan yang ada di  sekitar peternakan.
Jerami padi merupakan bahan makanan ternak yang bermutu rendah, sebab zat-zat yang terkandung di dalamnya terselubung oleh dinding yang keras sehingga zat-zat yang dapat tercerna kurang lebih  hanya 30%. Rendahnya kualitas jerami padi, daun dan pucuk tebu disebabkan oleh kadar selolusa dan lignin yang tinggi; sedangkan kandungan nutrisi, mineral esensial dan vitamin rendah. Perlakuan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas limbah pertanian dan perkebunan dengan cara memperluas permukaan pakan dan melunakkan tekstur bahan (Wahyono dan Hardianto, 2005). Jerami padi yang digunakan di perusahaan sebagai pakan sapi potong yang digemukan adalah jerami padi yang masih segar dan yang difermentasi. Jerami mentah didatangkan setiap minggu oleh pemasok jerami yang berada di sekitar daerah Bogor dan sekitarnya. Jerami diangkut menggunakan truk yang berkapasitas angkut sekitar satu rit dan langsung diletakkan di gudang jerami. Pemberian pakan jerami di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) hanya dilakukan pada pagi hari sebelum diberikan pakan konsentrat. Jadwal pemberian pakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Pakan yang digunakan oleh perusahaan selain berupa pakan hijauan juga menggunakan konsentrat yang bertujuan agar pemberian pakan dapat seimbang dan mencukupi kebutuhan sapi potong. Konsentrat merupakan makanan penguat yang konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan mudah dicerna. Komposisi kosentrat  sapi PO dan BX yang digunakan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) sedikit berbeda, yaitu pada konsentrat sapi BX ditambahkan tepung jagung. Komposisi keseluruhan konsentrat yaitu pollard, onggok, bungkil kopra, bungkil sawit, dedak kasar, kapur, garam, urea, molasses, cattle premix (Hartadi et al., 2005). 
Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah pemberian pakan karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Ransum sapi yang digemukkan ditujukan untuk membentuk daging dan lemak badan. Untuk itu ransum harus mengandung protein dan energi yang memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan, pemeliharaan tubuh, dan pembentukan lemak. Penggemukan oleh perusahaan swasta, dilakukan tergantung daerah dan persediaan bahan pakan serta musim (Umiyasih, 2007). Jenis pakan yang pertama diberikan adalah konsentrat untuk menyuplai makanan bagi mikroba rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk ke dalam rumen, mikroba rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan (Abidin, 2008).
Pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan satu mobil untuk mengangkut hijauan dan konsentrat dari tempat penyimpanan ke masing-masing kandang. Menurut Muktiani (2011), pada tubuh ternak sapi air memiliki peranan yang sangat penting. Air digunakan sebagai media untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengangkut zat-zat pakan, dan yang paling penting adalah mengeluarkan bahan-bahan yang sudah tidak berguna dari dalam tubuh sapi.
3.1.4. Pembuatan Konsentrat                                                                       
        Pembuatan konsentrat PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mixer horizontal oleh bapak Udin dan karyawan. Bahan – bahan yang digunakan untuk membuat konsentrat formula bahan ransum konsentrat dapat dilihat pada table 4.
Tabel 4. Komposisi Bahan Pakan Yang Digunakan
Bahan
Pemberian
Presentase
Pollard
Onggok
Bungkil Kopra
Bungkil Sawit
Dedak Kasar
Kapur
Garam
Urea
Molases
Cattle Premix
225 kg
415 kg
245 kg
280 kg
200 kg
30 kg
15 kg
8 kg
80 kg
2 kg
15,2%
28,5%
16,55%
19%
11,5%
2%
1%
0,55%
5,55%
0,15
Jumlah
1.500 kg
100%

Pembuatan konsentrat di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) ditargetkan sehari memproduksi 7,5 ton, karena dalam sehari di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) harus mengeluarkan konsentrat yang akan diberikan untuk pakan ternak sekitar 4 ton sehingga dapat menyimpan untuk cadangan sekitar 3,5 ton. Pembuatan konsentrat bertujuan untuk mempermudah pemberian pakan terhadap ternak, karena bila mengandalkan dari pakan hijauan saja akan sulit, disamping itu dengan pemberian konsentrat maka pertambahan bobot badan ternak akan cepat. Bahan yang digunakan dalam membuat konsentrat biasanya hasil limbah-limbah  yang berasal limbah pertanian, limbah pabrik dan campuran-campuran vitamin dan mineral agar tercipta komposisi ransum yang seimbang. Bahan-bahan tersebut tersedia banyak di sekitar Bogor.

3.2         Kegiatan Insidental
3.2.1      Penimbangan
         Penimbangan ternak merupakan salah satu dari kegiatan insidental.  Penimbangan sapi dilakukan saat sapi baru datang dan pada saat sapi akan dijual.
Tabel 5. Sampel bobot badan sapi pada awal pemeliharaan
Peddock
Eartag
Bangsa sapi
Bobot Lampung (kg)
F7
186
PO
273
F7
748
PO
276
F7
954
PO
275
F7
17939
PO
279
F7
732
PO
274
F7
607
PO
281
F7
714
PO
284
F7
987
PO
278
Rata – rata
277,5

Bakalan sapi yang masuk ke perusahaan langsung ditimbang dan dikelompokkan  ke dalam kandang sesuai dengan bobot badan dan jenisnya sapi lokal atau impor. Pemisahan kandang menurut bobot badan bertujuan agar tidak terjadi persaingan dalam satu kandang dan juga memudahkan dalam pemberian pakan.
Tabel 6. Sampel bobot badan sapi saat dijual. ( 3 bulan )
Peddock
Kode Ternak
         Jenis Ternak
Bobot Jual
F7
186
PO
345
F7
748
PO
348
F7
954
PO
347
F7
17939
PO
351
F7
732
PO
346
F7
607
PO
353
F7
714
PO
356
F7
987
PO
350
Rata – rata
350

Menurut Siregar (2008), yang menyatakan bahwa penimbangan sapi menggunakan timbangan khusus yang disebut scale. Sapi-sapi yang telah ditimbang kemudian dikelompokan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan bobot badannya. Setelah seluruh sapi selesai ditimbang dan dikelompokan, sapi kemudian digiring kembali menuju kandangnya. Data hasil penimbangan sapi yang baru datang dan sapi dijual tabel 5 dan tabel 6.
Jadi PBBH dari sampel sapi di atas adalah (350 kg – 277,5 kg) / 90 hari = 0,80 kg. Sapi yang digunakan sapi BX dan sapi PO, sapi PO  di pilih sebagai ternak yang di pelihara karna sapi tersebut termasuk jenis ternak potong, selain itu ternak tersebut tahan panas, makanannya sederhana sehingga cocok untuk di pelihara di Indonesia yang memiliki iklim tropis sedangkan sapi BX di pilih karna pertumbuhannya cepat. Tetapi dengan pakan konsentrat yang diberikan kurang berkualitas sehingga pertumbuhan tidak seperti yang diharapkan.
3.2.2 Penanganan Kesehatan
Kesehatan ternak merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena merupakan kunci keberhasilan dalam pemeliharaan ternak sapi potong Dengan kata lain apabila dalam penggemukan sapi terdapat sapi yang sakit maka secara tidak langsung nafsu makan dari sapi menurun dan bila tidak ada penanganan secara cepat dan tepat akan menyebabkan penularan penyakit.
Feedlot adalah pemeliharaan dan penggemukan dilakukan secara intensif dengan waktu tertentu yang telah ditetapkan, misalkan 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 9 bulan. Peluang terkena penyakit kemungkinan sangat kecil dikarenakan pemeliharaan dalam waktu singkat. Penyakit yang paling umum menyerang yaitu pincang, pneumonia, flu, diare dan lain-lain.
Cara penanganannya yaitu dengan memisahkan ternak dari ternak yang sehat dan kemudian diberikan obat (Lestari, 2014). Kesehatan ternak merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena merupakan kunci keberhasilan dalam pemeliharaan ternak sapi potong. Ketika dalam keadaan sakit maka tidak dapat berproduksi dengan baik. Tindakan pencegahan penyakit pada ternak sapi potong seperti, hindari kontak dengan ternak sakit, kandang selalu bersih, isolasi sapi yang diduga sakit agar tidak menular ke sapi lain, mengadakan tes kesehatan terutama penyakit brucellosis dan tubercollosis, desinfeksi kandang dan peralatan dan vaksinasi teratur. Beberapa penyakit ternak yang sering menyerang sapi seperti antrax, ngorok, keluron dan lain-lain. Pencegahan penyakit dapat dilakukan vaksinasi secara teratur (Syukur, 2010).
Penanganan penyakit pada ternak di perusahaan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) dilakukan dengan memindah ternak ke kandang isolasi. Penanganan sapi sakit di perusahaan ini  dilakukan dengan tiga cara, yaitu culling, ringkus dan potong paksa. Culling dilakukan apabila sapi dalam keadaan sakit namun tidak parah seperti kaki pincang kemudian dipindahkan dari pens awal ke kandang isolasi. Kandang isolasi dalam hal ini adalah tempat area jalan peternak atau pekerja. Ringkus dilakukan apabila sapi dalam keadaan sudah parah tidak bisa berjalan namun masih hidup, untuk penanganan ringkus sendiri dilakukan pengecekan kesehatan secara rutin mencegah ternak mati secara tiba – tiba dan tidak diketahui peternak, sedangkan potong paksa dilakukan apabila sapi dalam keadaan hampir mati, maka potong paksa langsung dilakukan di lokasi peternakan. Penanganan sapi ringkus dan potong paksa biasanya perusahaan bertindak cepat dengan menawarkan sapinya pada pedagang walaupun nantinya harga dari sapi tersebut dibawah standar dari harga sapi secara umumnya.
Rahmat (2006), Pencegahan dan pengendalian antraks di daerah endemik dilakukan dengan cara vaksinasi. Pemberian vaksin cukup dilakukan sekali untuk setiap ekor karena sapi hanya dipelihara dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-4 bulan (Abidin, 2008). Vaksin antraks yang digunakan di Indonesia sampai saat ini adalah vaksin aktif. Daya proteksi vaksin antraks pada ternak ditentukan oleh respon imun terhadap protective antigen (PA), sedangkan 2 komponen toksin lainnya yaitu LF dan EF hanya berperan kecil dalam memberikan proteksi. Antigen lainnya (kapsul dan dinding sel) belum diidentifikasi berperan dalam proteksi.
3.2.3 Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan analisis usaha yang melihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total atau keuntungan yang diterima oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan di PT Fortuna Megaha Perkasa tidak dipublikasikan untuk umum, sehingga dalam pelaksanaan praktik kerja yang dilakukan di PT Fortuna Megaha Perkasa tidak diberikan informasi rincian keuangan yang sebenarnya. Oleh karena itu analisis ekonomi yang dibuat dalam laporan praktek kerja hanya diasumsikan dengan rincian yang sebenarnya. Rincian keuangan PT Fortuna Megaha Perkasa dapat dilihat di Lampiran 3.
Biaya untuk mendirikan PT Fortuna Megaha Perkasa terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Harianto (2007), biaya Tetap merupakan (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besaranya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan Biaya tetap yang dikeluarkan dipengaruhi oleh penyusutan kandang, sewa kendaraan, sewa kandang dan peralatan.
Biaya variabel adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan faktor-faktor produksi variabel suatu proses produksi, besarnya biaya ini tergantung dari jumlah produksi yang akan dihasilkan. Biaya variabel jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai hasil produksi dan harga dipasaran pada waktu itu. Biaya yang dapat berubah-ubah antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan peralatan dan biaya lain yang berupa penerangan/listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Sugeng dan Sudarmono, 2008). Bahkan bila untuk sementara waktu produksi dihentikan biaya tetap ini tetap harus dileluarkan dalam jumlah yang sama. PT Fortuna Megaha Perkasa dalam satu periode harus mengeluarkan biaya adalah sebesar Rp 5.888.085.000 (lima milyar delapan ratus delapan puluh delapan juta delapan puluh lima ribu rupiah). Biaya tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variabel.
Jumlah penerimaan dapat digunakan untuk menentukan keuntungan.  Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.  PT Fortuna Megaha Perkasa mendapat keuntungan dalam satu periode sebesar Rp 531.915.000 (lima ratus tiga puluh satu juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah). Return Cost Ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dengan pengeluaran yang menunjukan penerimaan untuk setiap satu rupiah.  Sesuai dengan pendapat Riyanto (2008) tingkat keuntungan relatif dapat diukur dengan analisis imbangan penerimaan dengan biaya atau analisis R/C ratio. Hasil analisis menyatakan bahwa R/C ratio > 1, penggunaan biaya efisien yaitu makin besar perolehan, makin besar tingkat efisiennya. R/C ratio = 1, penggunaan biaya belum efisien (belum memperoleh pendapatan) dan R/C ratio < 1, penggunaan biaya tidak efisien (belum memperoleh pendapatan). Berdasarkan hasil perhitungan,diperoleh  angka efisiensi 1,1, hal ini berarti perusahaan tersebut sudah efisien dalam penggunaan biaya dengan perolehan keuntungan yang cukup besar.
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh angka rentabilitas sebesar 8,4 %. Berarti bahwa modal yang digunakan untuk menjalankan usaha efisien dibandingkan jika modal disimpan di bank dalam bentuk deposito dengan suku bunga bank yang bernilai 2%, perusahaan memperoleh keuntungan yang cukup besar meskipun menginvestasikan modalnya karena perputaran modal dalam usaha penggemukan ini lebih memungkinkan untuk melakukan pengembangan usaha yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Data perhitungan analisis ekonomi disajikan pada Lampiran 3.
Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Perhitungan Break Even Point didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk (Sigit, 2005). Analisis Break Even Point digunakan dengan tujuan untuk mengetahui berapa minimal perusahaan harus menghasilkan dan menjual produk agar minimal tidak menderita kerugian atau titik impas yaitu untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak memperoleh kerugian. Perhitungan Break Even Point PT Fortuna Megaha Perkasa didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk Break Even Point  PT Fortuna Megah Perkasa dicapai pada tingkat hasil penjualan produksi dalam rupiah sebesar Rp. 2.925.945.946 (dua milyar Sembilan ratus dua puluh lima juta Sembilan ratus emapt puluh lima ribu Sembilan ratus empat puluh enam rupiah) dan BEP dalam produk sebanyak Rp 34.672 (tiga puluh empat ribu enam ratus tujuh puluh dua rupiah). PBP (Pay Back Period) ini adalah jangka waktu pengembalian modal dalam usaha, sehingga berdasarkan pehitungan jumlah modal dibagi laba perperiode maka modal akan kembali dalam waktu 2 tahun 9 bulan.
3.2.4. Analisis Kecukupan Pakan
Pembuatan konsentrat di PT. Fortuna Megah Perkasa di targetkan sehari memproduksi 7,5 ton, karena kebutuhan pakn di PT. Fortuna Megah Perkasa sekitar 4 ton, 3,5 ton pakan konsentrat di simpan untuk cadangan hari esoknya. Pembuatan pakan konsentrat dimaksudkan untuk mempermudah pemberian pakan terhadap ternak. Bahan yang digunakan dalam pembuatan konsentrat juga disesuaikan dengan bahan baku yang ada.
Pemberian pakan di PT Fortuna Megah Perkasa menggunakan pakan hijuan segar, hijuan kering (jerami) dan konsentrat yang merupakan bahan campuran dari berbagai bahan pakan limbah pertanian yang terdiri tepung jagung, onggok asalan, wheat polard, bungkil kopra, dedak kasar, premiks, urea, garam, molases, kapur, dan bungkil sawit. Pemberiannya dilakukan 2 kali sehari konsentrat 6,10 kg/ekor, 1,04 kg/ekor rumput gajah, dan 1,23 kg/ekor jerami padi. Konsumsi BK sebanyak 12,29, PK sebanyak 1,21, TDN sebanyak 6,006, Ca sebanyak 158,21, dan P sebanyak 46,88. Sehingga dari pehitungan kecukupan nutrsi pakan di PT FMP sudah memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pehitungan di table 7.
Tabel 7. Evaluasi kecukupan nutrsi pakan, BB sapi 350 kg dan PBBH 0,80 kg 
Bobot (kg)
PBBH
(kg)
BK
(kg)
PK
(kg)
TDN
(kg)
Ca
(kg)
P
(kg)
350
0,80
6,6
0,76
4,3
0,028
0,020
Pemberian

6,817
0,735
3,535
0,029
0,038
Sumber : Nutrient Requirements of Beef Cattle : NRC, 1996

3.3.    Kegiatan Penunjang
3.3.1. Wawancara dan Diskusi dengan Manager
Diskusi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui manajemen pengadaan sapi impor dan lokal yang ada di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan sapi potong. Diskusi dilakukan dengan manajer dan staf kantor. Waktu pemberian materi oleh manajer, staf kantor, dan karyawan biasa dilaksanakan setiap waktu.
Diskusi bertujuan untuk mempermudah dalam pengumpulan data-data untuk pembuatan laporan praktik kerja. Hampir 70% diskusi dilakukan saat berada dilapangan baik pada divisi pakan, divisi penanganan limbah maupun divisi kandang. Diskusi sendiri berfungsi untuk lebih mendekatkan antara pekerja dan mahasiswa praktik kerja. Kedekatan yang terjalin akan memudahkan dalam berdiskusi dan mendapatkan informasi yang diperlukan mahasiswa. Diskusi di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) mahasiswa praktik kerja membandingkan ilmu yang diperoleh saat di perkuliahan dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan. Manfaat dari diskusi ini dapat melengkapi berbagai kekurangan-kekurangan yang ada agar bisa menjadi lebih baik dan untuk melengkapi data dalam pembuatan laporan prakti kerja. Hasil wawancara terdapat di Lampiran 4.
3.3.2. Pengumpulan data-data di Lapangan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan yang langsung dilakukan dengan melihat kondisi lapangan dan pengukuran. Pengamatan yang dilakukan meliputi :
1)             Letak/ lokasi kandang
Lokasi kandang harus diperhatikan dan diperhitungkan dari segi ekonomis maupun dari segi sosial. PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) mempunyai lokasi yang ideal karena berada di daerah pertanian dan 300 m dari pemukiman penduduk tetapi mempunyai jalur transportasi yang mudah karena dekat dengan jalan. Menurut Rasyid dan Hartati (2007) lingkungan yang ideal untuk membangun kandang adalah letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi cukup mudah dilalui atau dicapai oleh kendaraan. Kandang juga harus mendapat sinar matahari dan dekat dengan lahan pertanian.
            2)           Jumlah kandang/ pen    
Tipe kandang yang digunakan di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah tipe barak dengan jenis kandang terbuka. Jumlah kandang yang dimiliki adalah 6 kandang yang terdiri dari 6, 4, dan 10 pen.
3)          Ukuran tempat minum
Pemberian minum untuk ternak menggunakan bak air (waterbank). Volume waterbank tersebut adalah 100 liter. Air dipompa dengan menggunakan pompa air yang ditampung didalam tandon, kemudian dialirkan menuju kandang melalui pipa-pipa yang terhubung ke kran yang terdapat di setiap kandang.
4)           Ukuran tempat pakan
Ukuran tempat pakan merupakan hal yang penting untuk menentukan jumlah populasi dalam 1 kandang. Tempat pakan yang ada di PT Fortuna Megah Perkasa berukuran panjang 40 m sepanjang kandang, dengan lebar 80 cm, dan kedalaman 40 cm.
5)          Ukuran Selokan
Selokan merupakan jalur keluarnya limbah yang akan ditampung untuk menjaga kebersihan kandang. Selokan ini berfungsi untuk membuang limbah peternakan berupa sisa rumput maupun urin sapi bahkan hingga kotoran sapi. Di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) limbah dialirkan ke penampungan yang berada di selatan kandang. Selokan ini berada di sisi luar kandang yang mempunyai kedalaman 30 cm dengan lebar 50 cm kemudian dari selokan kecil ini dialirkan ke kolam kompos yang berada di belakang peternakan. Kemudian dari kolam kompos tersebut ditampung feses untuk dijadikan pupuk kandang.
6)      Pengolahan limbah                                                                                             
       Limbah sapi potong PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) berupa kotoran sapi. Membersihkan kotoran sapi dengan cara membasahi kotoran dengan air dengan menggunakan ember dan disorok ke arah selokan. Kotoran tersebut kemudian dialirkan menuju kolam penampungan feses. Kolam penampungan di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) berfungsi mengendapkan limbah, dalam kolam penampungan kotoran diangkat setiap sebulan sekali dengan cara menguras air dan mengangkat limbah dengan cara disekop kemudian dijemur hingga kering. Limbah yang sudah kering ditumpuk di tempat penampung limbah kering untuk diproses menjadi pupuk kompos atau langsung dipasarkan.
Supaya kotoran sapi tidak terbuang dengan sia – sia, maka kotoran ini dimanfaatkan sebagai kompos organik yang baik untuk pembenahan tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Menurut Prihandini (2007), ada beberapa keuntungan yang di peroleh dari upaya memanfaatkan kotoran hewan untuk dijadikan kompos, 1) kandang menjadi lebih bersih dan sehat, 2) kotoran yang dikumpulkan mengurangi pencemaran lingkungan, 3) mengurangi populasi lalat di sekitar kandang, 4) pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau dekomposisi berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos, 5) secara langsung kompos digunakan untuk lahan pertanian atau dapat dijual. Adapun manfaat kompos organik untuk lahan pertanian yaitu :
1.  Mampu menggantikan penggunaan pupuk kimia atau mengurangi biaya produksi.
2.  Bebas dari biji tanaman liar (gulma).
3.  Tidak berbau dan mudah digunakan.
4.  Menyediakan unsur hara yang seimbang dalam tanah.
5.  Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga struktur tanah tetap gembur.
6.  Memperbaiki pH tanah.
7.  Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara 10-30%.
7)       Cattle yard
          Tempat penangan sapi (Cattle Yard) yaitu bagian dari padang penggembalaan yang digunakan untuk penanganan sapi dalam hal vaksinasi, bongkar muat dan sebagainya (Apriyantono, 2006).
8).      Loading Chute
Tempat naik dan turun sapi (Loading Chutte). Tempat ini berguna untuk menaikan serta menurunkan sapi dari dan ke truk (Petherick, 2009). Loading chute di PT Fortuna Megah Perkasa hanya ada satu loading chute.

          Ukuran loading chutte untuk armada kecil khususnya pik-up yaitu tinggi 0,5 m, lebar 1,5 m, dan panjang 7 m. Loading chutte dibuat permanen yaitu dari pasir, semen, dan batu bata dengan pintu terbuat dari besi.
9).      Gang way

          Lorong (gang way). Lorong merupakan tempat sapi berjalan dari cattle yard menuju kandang atau sebaliknya (Ngadiyono, 2007). Lorong hanya bisa dilewati satu ekor sapi. Bangunan lorong sebagian besar adalah bentuk pagar yang terbuat dari besi. Lebar lorong adalah 0,8 m dan dilengkapi dengan pintu jenis geser (sliding gate). Lorong ini mengarah ke timbangan dan biasa dipakai untuk menandai sapi.
10).        Holding Yard
            Halaman penampung (Holding yard). Holding yard di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) dibagi empat bagian, dimana masing-masing dipisahkan dengan pagar dengan ketinggian 1,8 m. Keempat holding yard tersebut tiga diantaranya berkapasitas kecil dengan ukuran 2,5 m x 9 m, dan holding yard berkapasitas besar 8m x 9m. Holding yard yang besar digunakan untuk mengumpulkan sapi dalam jumlah yang banyak yaitu mampu menampung 40-50 ekor sapi, sedangkan yang berukuran kecil mampu menampung 10-20 ekor sapi (Petherick, 2009). Holding yard digunakan untuk membagi tiga kelompok ukuran dan bobot badan yang termasuk kriteria. Perlengkapan pelengkap yaitu berupa pintu jenis alih yang dapat memberikan batas atau penghalang antara sapi yang masuk kriteria dan tidak, untuk yang tidak termasuk kriteria dimasukkan dalam penampung ukuran besar dimana ada pintu yang langsung mengarah ke kandang. Timbangan dan kandang jepit PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) memiliki 1 timbangan yakni timbangan elektrik manual. Kapasitas timbang 1000 kg dengan penunjuk digital. Selain berfungsi sebagai timbangan, dapat digunakan untuk kandang jepit sehingga mempermudah dalam penandaan sapi ataupun pengobatan karena ternak dijepit sehingga tidak dapat bergerak bebas.



IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1.1       Kesimpulan
Berdasarkam hasil praktik kerja di PT Fortuna Megah Perkasa dapat disimpulkan bahwa:
1.    Cara pemberian pakan pada ternak di PT Fortuna Megah Perkasa sudah cukup baik melihat adanya tahapan pemberian konsentrat terlebih dahulu baru diberikan hijauan.
2.    Penanganan kesehatan di PT Fortuna Megah Perkasa sudah baik, yaitu dengan cara melakukan seleksi pada sapi yang sakit dan memasukkannya pada kandang karantina serta melakukan penyuntikan obat jika diperlukan.
3.    Usaha penggemukan sapi potong di perusahaan ini cukup baik, namun  PBBH sapi BX maupun PO masih tergolong baik.
4.    Berdasarkan analisis ekonomi, perusahaan tersebut memperoleh keuntungan sebesar Rp 531.915.000 (lima ratus tiga puluh satu juta Sembilan ratus lima belas ribu rupiah) dan layak untuk dijalankan secara berkelanjutan.
5.    Manajemen pengolahan limbah di PT. Fortuna Megah Perkasa juga sudah tergolong baik dengan adanya pengolahan feses menjadi pupuk organik.
4.2     Saran
1.    Kualiatas air sebenarnya sudah baik meskipun berasal dari sungai, tetapi akan lebih baik lagi jika dari sumber mata air yang baik bukan dari sungai sehingga kualitas air tetap terjaga.
2.    Manajemen pemberian pakan hijauan maupun konsentrat di PT Fortuna Megah Perkasa masih tergolong minim sekali, sebaiknya lebih ditingkatkan.
3.    Pengadaan sapi-sapi bakalan sebaiknya memperhatikan genetik, bangsa sapi, keadaan umum sapi dan dalam pemeliharaannya sebaiknya dipisahkan berdasarkan umur fisiologis dan diberi pakan sesuai kebutuhannya baik kuantitas maupun kualitas, sehingga harapannya PBBH tinggi dapat tercapai.
4.    Sebaiknya sistem pemeliharaannya all in all out, dan penjualannya melihat peluang pasar, seperti event hari raya maupun yang lain sehingga keuntungan bias ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2008. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Apriyantono, Anton. 2006. Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik (Good Breeding Practice). Lampiran Menteri Pertanian. Jakarta.
Harianto, B. 2007. Analisis Usaha Produksi Peternakan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lestari, I. A. 2014. Sapi Potong. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Muktiani, 2011. Sukses Usaha Penggemukan. Pustaka Baru. Bogor.
Ngadiyono, N. 2007. Beternak Sapi. Pt Citra Aji Pratama. Yogyakarta.
Petherick J. Carol Vivienne J. DooganBronwyn K. VenusRichard G. HolroydPeggy Olsson. 2009. “Quality of handling and holding yard environment, and beef cattle temperament: 2. Consequences for stress and productivity”. Journal feedlot 120 (2) : 28–38
Prihandini P.W, Purwanto T, 2007. Pembuatan Kompos Berbahan Kotoran Sapi. Loka Penelitian Sapi Potong. Grati.
Purbowati, Endang, Endang Baliarti Dan Subur Priyono S. Budhi. 2011. “Feed Cost Per Gain Domba Yang Digemukkan Secara Feedlot Dengan Pakan Dasar Jerami Padi Dan Level Konsentrat Berbeda”. Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak.
Rahmat, Setya. 2006. Pengendalian Penyakit Antraks, Diagnosis, Vaksinasi Dan Investigasi. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.
Rasyid, A. Dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian
Rianto, E., Dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Riyanto, B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Rukmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul. Kanisisus, Yogyakarta.
Santosa, U. 2008. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hartadi, H., S. Reksohadiprojo, dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta..
Sigit. 2005. Kamus Besar Ekonomi Cetakan I. Pustaka Grafika. Bandung
Siregar, B. S. 2008. Penggemukan Sapi. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugeng dan Sudarmono. 2008. Pemeliharaan, Perbaikan produksi, Prospek bisnis dan analisis penggemukan sapi potong. Penebar swadaya. Jakarta.
Syamsu, J. A. 2011. “Upaya meningkatkan daya simpan dedak padi denganpenambahan zeolit dan kapur selama periode penyimpanan”. Tesis Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Syukur, 2010. Tata Laksana Usaha Sapi Kreman. Kanisius. Yogyakarta
Umiyasih, U Dan Y. N. Anggraeny. 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Wahyono, Didiek Eko Dan Ruly Hardianto. 2005. “Pemanfaatan Sumberdaya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong”. Lokakarya Nasional Sapi Potong, Bogor 23 juni 2005.
 


0 Response to "Laporan Praktik Kerja Sapi Potong"

Post a Comment