MAKALAH ILMU TERNAK UNGGAS SISTEM SYARAF DAN HORMONAL

MAKALAH ILMU TERNAK UNGGAS
SISTEM SYARAF DAN HORMONAL





OLEH :

MUHAMMAD DIDAN A.F                   D1E012141
WAHYONO AGUNG N.                        D1E012151
TETY CHINTYA  DEWI                        D1E012163
ARIF ROMADHON                               D1E012142
BAETUL MUARIFAH                           D1E012156
RAHMAT ARIFIN                                 D1E012149
LILIS TRIANI                                         D1E012155



UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
LABORATORIUM ILMU TERNAK UNGGAS
PURWOKERTO
2014


KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan “Makalah Ilmu Ternak Unggas” dengan lancar. Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan “Makalah Ilmu Ternak Unggas”.
Meskipun telah disusun dengan cermat, tidak tertutup kemungkinan bahwa didalam “Makalah Ilmu Ternak Unggas” ini masih terdapat sejumlah kekurangan. Untuk itu segala kritik dan saran diperlukan demi terwujudnya “Makalah Ilmu Ternak Unggas” yang lebih baik diwaktu mendatang.








Purwokerto,  25 Maret 2014

Penulis



DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...........................................................................................................        i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ..... iii
I.    PENDAHULUAN........................................................................................... 1
            1.1.  Latar Belakang .......................................................................................... 1
            1.2.  Tujuan ....................................................................................................... 2
II.  HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 3
      2.1.  Sistem Hormonal ...................................................................................... 3
      2.1.1. Kategori Hormon .................................................................................... 3
      2.1.2. Sifat-sifat Hormon ................................................................................   4
      2.1.3. Mekanisme Aksi Hormon ....................................................................... 5
      2.1.4. Organ Penghasil Hormon ........................................................................ 6
      2.2. Sistem Syaraf.............................................................................................. 8
      2.2.1. Sel Saraf .................................................................................................. 8
      2.2.2. Impuls ..................................................................................................... 9
III.   PENUTUP .................................................................................................. 14
      6.1.  Kesimpulan ............................................................................................. 14
      6.2.  Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15



I.              PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Unggas (bahasa Inggris: poultry) adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya. Umumnya merupakan bagian dari ordo Galliformes (seperti ayam dan kalkun), dan Anseriformes (seperti bebek). Kata unggas juga umumnya digunakan untuk burung pedaging seperti di atas. Lebih luasnya, kata ini juga dapat digunakan untuk daging burung jenis lain seperti merpati. Bagian paling berdaging dari burung adalah otot terbang pada dada, serta otot jalan pada segmen pertama dan kedua pada kakinya.
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST utamanya terdiri dari saraf, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh. SST meliputi saraf motorik, memediasi pergerakan pergerakan volunter (disadari), sistem saraf otonom, meliputi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis dan fungsi regulasi (pengaturan) involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem pencernaan.
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan), memproduksi hormon. Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target. Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
1.2.       Tujuan Penulisan
1.2.1. Mengetahui tentang sistem saraf pada unggas
1.2.2. Mengetahui tentang sitem hormonal pada unggas




II.                PEMBAHASAN
2.1.Sistem Hormonal
Sistem hormonal disebut juga sebagai sistem regulasi, terdiri dari berbagai kelenjar dan sekresinya suatu subatansi yang disebut hormon. Substansi ini diangkut oleh darah ke organ tubuh tertentu untuk mengatur aktivitas organ tersebut. Kelenjar-kelenjar endokrin meliputi : testis, ovarium, thyroid, para thyroid, hypophyse, thymus, adrenal, corpus pineale dan pancreas. Dari kelenjar tersebut hanya menghasilkan satu jenis hormon saja dan ada yang menghasilkan beberapa hormon sekaligus.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
2.1.1.      Kategori Hormon
a.       Hormon Steroid
·         Disusun oleh kolesterol
·         Diproduksi oleh gonad dan korteks adrenal
·         Misalnya : testosteron, progesteron, estrogen, kortisol dan aldosteron.
b.      Hormon Non Steroid
·         Disusun oleh asam-asam amino
·         Dihasilkan oleh kelenjar lainnya
·         Sebagian besar hormon termasuk dalam kelompok ini
·         Misalnya : hormon protein (prolaktin), hormon peptida (ADH), hormon katekolamin (epinefrin & nor epinefrin)
Selain hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia yang menyerupai hormon, antara lain :
·         Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasil antibodi.
·         Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
·         Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah. Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas oleh berbagai jaringan atau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
·         Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif. Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
2.1.2.      Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut.
1.      Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada bentuk aktifnya.
2.      Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon berumur pendek.
3.      Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
4.      Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5.      Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.

2.1.3.      Mekanisme Aksi Hormon
Ø  Reseptor Hormon Pada Membran
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membran atau sitoplasma biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan membentuk kompleks hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara kerja seperti di atas :
1.      Perubahan aktivitas enzim : perubahan aktivitas enzim memungkinkan proses metabolisme tertentu dapat terselenggara atau terhenti.
2.      Pengaktifan mekanisme transport aktif : proses transport aktif sangat penting bagi sel untuk memasukkan atau mengeluarkan suatu zat.
3.      Aktivitas pembentukan mikrotubulus : perubahan aktivitas pembentukan mikrotubulus dapat mempengaruhi berbagai peristiwa yang tergantung padanya, antara lain pergerakan ameba dan mitosis sel.
4.      Pengubahan aktivitas metabolisme DNA: pengubahan aktivitas metabolisme DNA dapat memepengaruhi proses pertumbuhan atau pembelahan sel.
Ø  Reseptor Hormon Pada Sitoplasma (Reseptor Sitosolik)
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon tersebut sangat susah larut dalam lipid sehingga mudah melewati membran sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran. Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung yang sangat tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif. Konsentrasi hormon hipofisis plasma diperkirakan oleh radioimmunoassay (RIA) menggunakan reagen dan metode yang disediakan oleh National Institute of Diabetes dan Pencernaan dan Penyakit Ginjal dan Hormon Nasional dan Program hipofisis.
2.1.4.      Organ Penghasil Hormon
1.      Testis
Testis menghasilkan hormon yang bertanggung jawab atas perbedaan sifat antara jantan dan betina. Hormon testoteron ini menstimulir pertumbuhan comb, pial, bulu (bulu leher, ekor dan punggung) sebagai bulu sela akan menjadi panjang dan meruncing. Hormon tersebut juga meningkatkan sel-sel darah merah pada ayam jantan, sehingga lebih banyak dari pada ayam betina serta memperlancar proses metabolisme menjadi lebih cepat.
2.    Ovarium
Ovarium menghasilkan hormon yang membedakan kedua kelamin. Hormon yang dihasilkan ovarium adalah hormon estrogen, progesteron dan androgen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi sifat kelamin sekunder dan pigmentasi bulu serta mendorong perkembangan oviduct.
Hormon progesteron terbukti bekerja sama dengan estrogen dalam pengaturan fungsi oviduct, sedangkan androgen bagi unggas betina belum diketahui secara pasti. Namun apabila semua ovarium dikeluarkan dari tubuh ayam betina, yang bersangkutan akan cenderung memperlihatkan sifat-sifat kelamin jantan serta tumbuhnya bulu-bulu seperti pada ayam jantan.

3.        Kelenjar thyroid
Kelenjar thyroid berberntuk bulat kecil, berwarna coklat muda, jumlahnya ada dua buah dan terletak dekat vena jugularis pada batas leher. Hormon yang dihasilkan yaitu thyroxin yang berpengaruh pada pertumbuhan dan pigmentasi bulu dan kecepatan metabolisme tubuh.
Ada dua senyawa sintetis yang mirip dengan thyroxin, yaitu thyroprotein atau protamon indicated casein. Senyawa ini dapat mempercepat proses metabolisme yang dapat dipengaruhi thyroxin. Suatu senyawa yang kerjanya berlawanan dengan thyroprotein yaitu thyrouracil yang kerjanya memblokir kegiatan kelenjar gondok.
4.      Kelenjar parathyroid
Kelenjar ini kecil, terletak dekat kelenjar thyroid. Hormon yang dihasilkan yaitu hormon parathormon yang berfungsi mengatur metabolisme Ca dan P.
5.      Kelenjar hypophyse
Kelenjar hypophyse merupakan kelenjar yang berbentuk seperti ginjal, letaknya pada basis otak. Kelenjar ini terdiri dari bermacam-macam jaringan yang masing-masing akan menghasilkan hormon tertentu. Salah satu hormon yang dihasilkan adalah prolactin yang berfungsi mengaktifkan kelenjar pada dinding crop burung merpati untuk menghasilkan pigeon milk, sedangkan pada ayam prolactin menyebabkan timbulnya sifat mengeram.
6.      Kelenjar thymus
Menurut Winter dan Funk (1960), kelenjar thymus jumlahnya sepasang dan letaknya di sepanjang leher. Kelenjar ini pada anak ayam besar dan makin lama makin kecil sesuai dengan bertambahnya umur. Fungsinya belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga berperan dalam proses pertumbuhan.
7.      Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenalis merupakan bangunan bulat dan kecil, berwarna kekuning-kuningan terletak di bagian dorsal rongga tubuh tepatnya di depan ginjal. Salah satu hormon yang dihasilkan adalah adrenalin yang berfungsi mengatur tekanan darah. Kelenjar ini juga mempengaruhi aktifitas dari kelenjar sex (sex gland).
8.      Kelenjar pancreas
Pancreas berfungsi sebagai kelenjar  endokrin dan sebagai organ asesoris pada sistem digestivus. Pada manusia, pancreas manghasilkan hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur metabolisme gula.
9.      Kelenjar pineale
Merupakan kelenjar yang kecil, bulat dan terletak di belakang hemisphaerium cerebri. Hormon yang dihasilkan belum jelas fungsinya.

2.2. Sistem syaraf

2.2.1.      Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a.       Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.
b.      Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c.       Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

2.2.2.      Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya. Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
a.       Perubahan dari dingin menjadi panas.
b.      Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c.       Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d.      Suatu benda yang menarik perhatian.
e.       Suara bising.
f.       Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor.
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan sangat singkat dan tidak melewati otak.  Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a.       Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b.      Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang  masuk ke mata.
c.       Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
d.      Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
e.       Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
Sistem syaraf disebut juga sistem nervorum. Unggas mempunyai susunan syaraf yang sangat sempurna. Demikian pula inderanya. Sistem syaraf sering disebut sebagai jaringan tubuh utama karena sistem ini menguasai kegiatan seluruh tubuh. Rangsangan dari luar akan diterima organ sensoris, diteruskan ke pusat sistem syaraf dan selanjutnya akan mengatur gerakan atau aktivitas dari bagian-bagian tertentu serta mengatur sistem hormon. Sistem syaraf terdiri dari otak (brain), urat-urat syaraf (nervecord) berikut cabang-cabangnya yang menuju ke organ sensoris serta syaraf symphatic yang mengontrol viscera (alat-alat dalam).
1.      Otak (brain)
Otak merupakan sistem syaraf pusat yang terdiri dari bagian-bagian utama meliputi hemisphaerium cerebri, cerebellum, cerebrum dan medulla oblongata. Cerebellum dan cerebrum berbentuk bulat memanjang, meluas ke hemisphaerium cerebri, sedangkan medulla oblongata merupakan bagian belakang otak yang selanjutnya ke sumsum tulang punggung yang disebut medulla spinalis. Sebagian besar dari syaraf otak berpangkal pada medulla oblongata. Syaraf-syaraf spinalis bercabang-cabang menuju ke sayap, kaki, syaraf perifer dan berhubungan pula dengan syaraf symphatic.
2.      Organ sensoris
Mata unggas relatif lebih besar dan terletak pada orbital. Organ ini berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk, syaraf ini disebut juga nervi opticus. Unggas mempunyai kelopak mata ketiga dan disebut membrane nictitan yang kerjanya mirip lensa kamera.
Telinga pada unggas tidak terdapat daun telinga sebagaimana mammalia. Sebagai perlengkapan sistem syaraf, telinga berfungsi dalam mengubah getaran suara menjadi rangsangan syaraf.


III.             PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).
System saraf merupakan system koordinasi (pengturan tubuh) berupa pengantaran impuls ke susunan saraf pusat, pemrosesan im[uls saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja system saraf adalah sel saraf atau neuron. Berdasarkan peranannya, system saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu system saraf sadar dan system saraf tak sadar.

3.2.SARAN
1.      Lebih ditingkatkan lagi dalam mengerjakan makalah
2.      Perbanyak referensi untuk mengerjakan makalah
3.      Kerja sama tetap dijaga dalam mengerjakan makalah



DAFTAR PUSTAKA
Caroline J, et, all. 2001. Effects of Chronic Central Nervous System Administration of Agouti-Related Protein in Pair-Fed Animals. VOL. 50. USA.
Giachetto Poliana Fernanda, et, all. 2003. Performance and hormonal profile in broiler chickens fed with different energy levels during post restriction period. Brasília, v. 38, n. 6, p. 697-702.
Sudaryati sri, dkk. 2013. International journal of Poultry Sains.Pengaruh Insulin sperti growth factor binding protein 2 gen pda laju pertumbuhan ayam kampong.
Veterinary Research Forum. 2013. Cytochemical identification of endocrine thymus of chicken in relation to aging Uma Kanta Mishra. ; 4 (3) 137 - 143 Journal Homepage: vrf.iranjournals.ir


1 Response to "MAKALAH ILMU TERNAK UNGGAS SISTEM SYARAF DAN HORMONAL"

  1. How to play bingo - Dr.MCD
    A bingo game involves matching two 천안 출장안마 people 제주도 출장샵 on one side of a 1xbet app bingo 보령 출장안마 table in a 제천 출장마사지 fixed-odds format. bingo for betting on which to win the bet would

    ReplyDelete