KEGIATAN USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG (FEEDLOT)
DI PT. FORTUNA MEGAH PERKASA (FMP) DI DESA SUMUR BATU
KECAMATAN BABAKAN MADANG KABUPATEN SENTUL BOGOR
LAPORAN PRAKTIK KERJA
Oleh
ARIF ROMADHON
NIM. D1E012142
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Letak Geografis
PT Fortuna Megah
Perkasa (FMP) terletak
di Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan
Madang, Kabupaten Bogor. Topografi Desa Sumur Batu merupakan dataran
tinggi dengan temperatur kurang lebih 27°C dan kelembaban udara berkisar antara
65 – 70 persen dan
curah hujan rata-rata 298 mm per bulan, sehingga lokasi
tersebut cukup baik untuk usaha penggemukan dan perdagangan sapi potong karena lokasinya yang terletak di pinggiran kota
besar.
PT Fortuna Megah
Perkasa berjarak 10 km
dari ibu kota Kabupaten Bogor dan 2 km dari Kecamatan Babakan Madang. Jalan
desa yang menghubungkan jalan umum dengan lokasi peternakan kondisinya kurang
baik dikarenakan jalan yang rusak sehingga dapat mempersulit akses menuju ke
lokasi peternakan tersebut. Jarak
jalan umum dengan lokasi peternakan kurang lebih 3 kilometer dan jarak lokasi
peternakan dengan pemukiman penduduk terdekat kurang lebih 300 meter.
Lahan peternakan PT Fortuna Megah Perkasa berbatasan dengan :
a)
Sebelah utara : Sungai Cikiruh
b)
Sebelah timur : Gunung Pancar
c)
Sebelah selatan : Sentul City
d)
Sebelah Barat : Desa Citeurep
1.2 Sejarah Perusahaan
PT Fortuna Megah Perkasa sebelumnya
merupakan peternakan sapi perah milik perseorangan yang mengalami kebangkrutan.
Kemudian berdiri PT Inkud milik pemerintah yang bergerak di bidang kegiatan
usaha sapi potong. Namun karena masalah
hutang piutang maka PT Inkud pun akhirnya dijual kepada Bapak H. Ali Dupa. Tahun 1998 didirikan PT
Fortuna Megah Perkasa yang bergerak di bidang penggemukan dan perdagangan sapi
potong. Selanjutnya pada tahun 2000, perusahaan melakukan ekspansi ke daerah Lampung. Cabang perusahan
peternakan PT Fortuna Megah Perkasa yang diberi nama PT Sinar Katel Perkasa.
Cabang perusahaan tersebut berdiri dan diresmikan pada tahun 2002 sampai
sekarang.
Identitas PT Fortuna Megah Perkasa
adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan : PT Fortuna Megah Perkasa
Alamat : Desa Sumur Batu,
Kec. Babakan Madang, Kab.
Bogor.
Berdiri : September 1998
Bentuk Usaha : Perseroan Terbatas (PT)
Pemilik : Hj.
Anna Muawanah dan H. Ali Dupa
Penanggung jawab : Drh. Nunung Suwarsih
Luas lahan : 5 ha
Status lahan : Milik PT Fortuna Megah Perkasa
1.3 Struktur
Organisasi
PT Fortuna Megah
Perkasa (FMP)
memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 1. Pemegang wewenang tertinggi
dari seluruh kegiatan perusahaan adalah pemilik perusahaan, sedangkan manajer yang bertanggung jawab
secara langsung di lapangan adalah tenaga operasional, tenaga operasional bertanggung
jawab kepada direktur utama.
Tenaga kerja berjumlah
32 orang terdiri dari 3 orang staf kantor, 3 orang bagian keamanan, 1 orang bagian gudang, 2 orang bagian transportasi, 3 orang
bagian mixer atau pakan, dan 15 orang
pekerja kandang, 2 orang bagian lahan, 1
orang bagian pengairan, 1 orang tukang, 1 orang office boy. Staf kantor terdiri dari manajer, dokter hewan,
administrasi, nutrisi pakan. Tenaga kerja kandang dibagi menjadi 2 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang pekerja.
Fungsi dan tujuan dari masing-masing adalah :
1. Manajer / penanggung jawab, bertugas untuk memimpin perusahaan dengan bantuan staf-stafnya yang membidangi jenis kegiatan masing-masing.
2. Bagian Administrasi, bertugas untuk mengkoordinasikan segala sesuatu
yang berkenaan dengan administrasi kantor dan bertanggung jawab kepada manajer
secara langsung.
3. Bagian Keuangan, bertugas untuk mencatat pengeluaran dan pemasukan keuangan dan bertanggung jawab
langsung kepada manajer langsung.
4.
Dokter
hewan,
bertugas bertanggung jawab mengatasi masalah kesehatan ternak. Bagian ini bertanggung jawab langsung pada manajer.
5. Bagian nutrisi pakan, bertugas untuk membuat formulasi ransum pakan ternak yang akan digemukkan dan
mengkoordinasikan segala sesuatu yang berkenaan dengan masalah pakan. Bagian
ini bertanggung jawab langsung pada manajer.
6. Koordinator
kandang, bertugas untuk mengkoordinir
para tenaga kerja kandang dan sekaligus bertanggung jawab terhadap kebersihan
kandang. Bagian ini bertanggung jawab langsung pada manajer.
7. Koordinator
pakan, bertugas membuat pakan untuk
hewan ternak yang sudah diberi formulasi ransum oleh bidang nutrisi pakan, dan
bertanggung jawab untuk membuat stock
pakan yang sudah dibuat untuk hari-hari berikutnya. Bagian ini juga bertanggung
jawab langsung pada manajer.
8. Petugas
keamanan bertugas menjaga
keamanan disekitar lingkungan proyek dan membatasi yang tidak berkepentingan
untuk masuk.
9. Petugas
gudang, bertugas mengatur alat – alat yang diperlukan di
proyek.
10. Supir, bertugas membawa mobil kantor dan membawa mobil
proyek.
1.4 Bidang
Usaha yang Dijalankan
Bangsa sapi yang
digemukkan adalah sapi Brahman Cross (BX)
yang terdiri dari heifer, steer dan terdapat juga sapi lokal yaitu
sapi peranakan ongole (PO), dan sapi Simental. Sapi-sapi BX tersebut diimpor
dari Australia. Sapi Brahman Cross
(BX) merupakan hasil persilangan dari berbagai bangsa sapi antara lain sapi Brahman, Shorthorn, Simmental, Brangus dan lain sebagainya. Sapi
peranakan Ongole (PO) didatangkan dari daerah Tuban Jawa Timur. Sapi bakalan yang
diimpor dari Australia sebelum didatangkan di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) yang terletak di Bogor, transit
terlebih dahulu di PT Sinar Katel Perkasa di Lampung untuk digemukkan. Selanjutnya sapi
bakalan tersebut dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Selain
sapi bakalan yang baru diimpor dari Australia ada juga sapi-sapi yang sudah
pernah digemukkan di PT Sinar Katel Perkasa namun tidak mengalami pertambahan
bobot badan yang baik bahkan ada yang mengalami penurunan sehingga dikirim ke
PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
untuk
digemukkan kembali kemudian
dipasarkan.
Penggemukan BX dilakukan
selama 3 bulan dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH) rata- rata 0,80 kg/ekor/hari
sedangkan sapi lokal tergantung kebutuhan pasar dan kebutuhan jagal (RPH). Umur
sapi yang datang sangat bervariasi tergantung permintaan atasan kepada supplier
yang ada di Jawa Timur, yaitu berumur kurang dari 6 bulan (masih pedet) sampai
2 tahun. Tujuan dari pembeliaan sapi pedet adalah untuk dijual pada waktu
lebaran haji dengan harga yang lebih tinggi. Daerah pemasarannya di sekitar
wilayah Jabodetabek bahkan sampai ke Bandung. Pembeli biasanya yang menjadi
pengepul dan juga memiliki RPH sendiri. Sistem pembayaran dari penjualan sapi
dengan cara transfer yang dikirim langsung ke kantor pusat. Sistem penjualan
berdasarkan bobot hidup sapi yaitu dengan dilakukan penimbangan. Pembeli lebih
tertarik banyak yang memesan sapi BX karena harganya yang lebih murah dan
sifatnya yang lebih tenang tidak seperti sapi lokal (PO).
II.
METODE
2.1 Materi
Materi yang digunakan pada saat pelaksanaan praktik
kerja di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah sapi BX (Brahman
Cross), sapi PO (Peranakan Ongole)
dan sapi hasil persilangan.
Sapi
PO jantan, dara, induk bunting, induk menyusui, pedet betina, dan pedet jantan
masing-masing sebanyak 155, 240, 3, 35, 62 dengan total
575 ekor.
Kapasitas total kandang di PT Fortuna Megah Perkasa dapat mencapai 848 ekor. Peralatan yang digunakan dalam perusahaan ini terdiri
dari (seperti dalam tabel 1).
Tabel 1. Peralatan yang digunakan di
PT Fortuna Megah Perkasa:
No
|
Alat
|
Fungsi/Kegunaan
|
Jumlah
|
1
|
Sorokan
|
Untuk mendorong kotoran keluarkandang
|
5
|
2
|
Mobil
|
Untuk mengankut hijauan dan konsentrat
|
2
|
3
|
Truk
|
Untuk mengankut sapi saat masuk dan keluar
|
2
|
4
|
Sekop
|
Untuk mengambil kotoran dalam lubang
|
4
|
5
|
Timbangan
|
Untuk menimbang pakan
|
2
|
6
|
Mixer
|
Untuk mencampur pakan menjadi konsentrat
|
1
|
7
|
Ember
|
Untuk tempat air
|
14
|
8
|
Parang
|
Untuk merumput
|
5
|
9
|
Copper
|
Untuk memotong hijauan
|
1
|
10
|
Sarung tangan
|
Untuk melindungi tangan
|
10
|
11
|
Masker
|
Untuk melindungi pernafasan
|
10
|
2.2 Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan saat praktik
kerja adalah mengikuti secara aktif seluruh kegiatan dan tata laksana
pemeliharaan yang ada di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP), meliputi :
a.
Kegiatan
Rutin
1. Pembersihan tempat pakan
2. Pemberian pakan dan minum
3. Pembuatan konsentrat
b.
Kegiatan
Insidental
1. Penimbangan bobot badan sapi
2. Penanganan kesehatan
c.
Kegiatan
Penunjang
1. Mengumpulkan data-data
2. Wawancara dengan manajer
perusahaan
3. Wawancara dengan pegawai
kandang
4. Pengamatan secara langsung
2.3 Waktu dan Tempat
Praktik
kerja dilaksanakan selama 30 hari di
mulai tanggal 15 Januari 2015 sampai 13 februari 2015.
Tempat praktik kerja berlokasi di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP), Desa Sumur Batu, Kecamatan
Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Kerja praktek dimulai pukul 07.30 sampai 11.30
WIB kemudian istirahat dan dilanjutkan kembali kerja pada pukul 13.00 WIB sampai
pukul 16.00 WIB kecuali hari Jum’at jam kerja dimulai pukul 07.00 sampai 11.00 WIB
dilanjutkan kembali pukul 13.00 sampai 16.00 WIB. Waktu kerja dari hari Senin sampai
hari Sabtu.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1
Kegiatan Rutin
3.1.1
Pembersihan tempat pakan dan tempat minum
Kegiatan
membersihkan pakan dilakukan sebelum pemberian pakan dimulai, dari pukul 07.30
- 08.00 WIB atau
sekitar 30 menit. Pembersihan tempat pakan bertujuan untuk membersihkan pakan yang
tersisa yaitu jerami, konsentrat, dan rumput gajah, sebab pada pakan yang
tersisa memungkinkan tumbuhnya jamur yang dapat mengakibatkan keracunan pada
ternak yang akan membuat nafsu makan ternak akan menurun, selain itu juga sisa
pakan berbau tengik yang diakibatkan karena adanya proses oksidasi lemak yang
ada pada bahan konsentrat. Menurut Syamsu (2011) dedak
padi memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi sehingga dapat memicu
terjadinya ketengikan.
Kebersihan tempat air minum ternak
harus dijaga karena air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroba
sehingga dapat menggangu kesehatan ternak. Tempat air minum dibersihkan dan
dikuras seminggu sekali namun tempat air minum yang di bersihkan tidak merata, hanya tempat air minum
yang sudah kotor dan bercampur dengan feses atau sudah terlihat hijau yang
dibersihkan. Hal ini kurang sesuai dengan pendapat
Siregar (2008), yang menyatakan bahwa penggantian air minum sehari sekali
kurang efisien waktu untuk menjaga kebersihan tempat air minum. Pemberian minum
yang optimal adalah diganti 2 kali sehari untuk menjaga kebersihan tempat minum
dan kualitas air minum. Kebersihan
air minum dinilai kurang merata mengingat tempat air minum yang dibersihkan
hanya yang terlihat kotor dan tercampur dengan feses yang di bersihkan
sedangkan kebersihan air untuk ternak sangat penting
untuk kesehatan ternak itu sendiri.
3.1.2
Pembersihan kandang
Kandang yang digunakan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
adalah tipe kandang barak terbuka model atap kandang gable roof, kandang tersebut menghadap arah timur dan model lantai
lemprakan. Kandang di gunakan untuk semua jenis sapi yang di pelihara. Lantai kandang harus rata, tidak licin, tidak
terlalu keras atau tajam, tahan lama dan dibuat miring sekitar 5 – 10 derajat (Rianto
dan Purbowati, 2009). Tipe kandang berdasarkan bentuknya ada dua, yaitu kandang
tunggal dan kandang ganda. Kandang tunggal terdiri atas satu baris kandang yang
dilengkapi dengan lorong jalan dan selokan atau parit. Kandang ganda ada dua
macam yaitu sapi saling berhadapan (head to head) dan saling bertolak-belakang
(tail to tail) yang dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan pemberian pakan
dan pengontrolan ternak (Ngadiyono, 2007).
Bahan atap kandang terbuat dari seng dan bahan lantai
kandang dari semen, menurut Rukmana (2005) atap dapat berupa genting, asbes,
seng, atau rumbia. Apabila atap terbuat dari genting, maka kemiringannya 30 –
45 derajat sedangkan atap yang terbuat dari asbes dan seng kemiringannya 15 –
20 derajat. Ketinggian atap yang terbuat dari genting adalah 4,5 m untuk lokasi
kandang di dataran rendah sampai menegah dan 4 m untuk lokasi kandang di
dataran tinggi, sedangkan atap asbes dan seng ketinggiannya 4 m untuk lokasi
kandang di dataran rendah sampai menengah dan 3,5 m untuk lokasi di dataran
tinggi (Siregar, 2008).
Tipe kandang barak dipilih karena lebih efisiensi biaya
dan efisiensi tempat, selain itu tipe kandang barak, ternak akan lebih leluasa
bergerak sehingga ternak menjadi sehat karena ternak tersebut lebih banyak
bergerak. Kandang A untuk sapi dewasa
betina ukuran kandang seekor 1,8 x 2 m, kandang D untuk sapi dewasa jantan
ukuran kandang seekor 1,8 x 2 m, kandang B dan C untuk sapi dara ukuran 1,8 x
1,5 m, kandang E untuk sapi pedet ukuran kandang 1,8 x 1m dan kandang F untuk
sapi impor.
Alas
kandang terbuat dari semen beton dengan
kemiringan hanya 5º. Lebar saluran pembuangan feses di PT Fortuna Megah Perkasa
sekitar 70 cm dengan panjang 54 m yang berada di antara paddock pada setiap
kandang. Kandang dilengkapi dengan bak pakan (feedbank) dan bak air (waterbank)
untuk ternak. Bak pakan ternak terdapat
di sebelah tengah karena kandangnya tipe
head to head atau saling
berhadapan, sedangkan tempat minum terdapat disamping tiap paddock. Setiap kandang memiliki jumlah pedok atau pen
yang berbeda-beda. Satu tempat pakan (feedbank)
untuk 4 sampai 5 ternak sedangkan untuk air minum (waterbank) memuat 5 sampai 6
ternak. Penanganan limbah di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) hanya di buang ke sungai dekat
kandang melalui selokan. Pembersihan
kandang dilakukan setiap 2 hari sekali.
Tabel 2. Jumlah sapi per paddock
Paddock
|
Kandang
|
|||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
|
(Ekor)
|
||||||
1
|
11
|
23
|
-
|
28
|
-
|
13
|
2
|
22
|
24
|
-
|
22
|
-
|
12
|
3
|
20
|
29
|
-
|
28
|
-
|
18
|
4
|
31
|
30
|
-
|
28
|
-
|
-
|
5
|
31
|
42
|
-
|
-
|
-
|
11
|
6
|
19
|
53
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
36
|
8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
36
|
Kandang yang terdapat di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) tidak memiliki dinding, hanya menggunakan pagar
pembatas yang terbuat dari kawat baja yang berdiameter hanya 0,5 cm dan
tingginya 150 cm. Pagar pembatas ini berfungsi untuk memisahkan antar pen atau pedok atau sebagai sekat pembatas. Setiap paddock dilengkapi dengan sebuah pintu yang
terbuat dari besi dan ada juga yang terbuat dari kayu balok, ukuran pintu memiliki lebar 2 m dan tinggi 180 cm.
Pemeliharaan dan kebersihan kandang mempunyai peranan
penting di dalam menunjang keberhasilan usaha peternakan. Oleh karena itu perlu
adanya penanganan dan pemeliharaan yang baik. Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan
adalah kebersihan kandang dan perlengkapan maupun kebersihan dari ternaknya
sendiri. Pembersihan kandang PT
Fortuna Megah Perkasa (FMP) tidak dilakukan secara
rutin biasanya dilakukan bila dinilai feses sudah menumpuk terlalu banyak. Pembersihan juga tergantung dari musim, apabila musim penghujan maka pembersihan
akan dilakukan 3 hari dalam setiap kandang tergantung posisi kandang dan jumlah
pen dalam kandang tersebut, apabila musim kemarau kandang dibersihkan setiap
hari.
Pembersihan kandang dimulai
pagi hari dengan membuang feses dari kandang ke selokan pembuangan. Kemudian
dengan bantuan air yang mengalir di selokan tersebut maka feses secara otomatis
akan mengalir ke tempat penampungan akhir sebelum dialirkan ke sungai dekat
pemukiman penduduk di sekitar lokasi peternakan. Pembersihan kandang yang dilakukan tidak rutin menyebabkan ketidaknyamanan
ternak yang dipelihara, selain itu kandang yang kotor merupakan media yang baik
untuk pertumbuhan bibit penyakit. Upaya penjagaan
kesehatan ternak tidak lepas dari usaha penjagaan kebersihan kandang dan lingkungan
sekitar dengan cara vaksinasi secara teratur, sanitasi, desinfeksi pada kandang
dan peralatan, memeriksa kesehatan ternak secara teratur, dan memisahkan ternak
yang sakit dengan ternak yang sehat (Rianto dan Purbowati, 2009). Sanitasi
dilakukan pada ternak, lingkungan kandang, dan peternaknya.
Sanitasi kandang dilakukan dengan cara membersihkan
kandang dan kotoran yang dapat dilakukan 2 – 3 kali sehari (Soeprapto dan
Abidin, 2006). Pembersihan kandang dilakukan sehari sekali atau apabila cuaca
hujan 3 hari sekali karna air hujan membantu membersihkan feses yang tidak
terkena atap. Prinsipnya pembersihan kandang dilakukan setiap hari yaitu
bertujuan untuk memberi kenyamanan dan kebersihan bagi ternak serta guna
menghindari kuman penyakit seminimal mungkin.
3.1.3. Pemberian Pakan dan
Air Minum
Kegiatan yang utama dan kegiatan yang
rutin dilakukan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah kegiatan pemberian makan
dan minum. Pakan yang diberikan pada penggemukan sapi potong, berupa konsentrat
dan hijauan, perbandingan pakan konsentrat dan hijauan yaitu 70% konsentrat dan
30% hijauan.
Jam
|
Kegiatan
|
07.30
- 08.00
08.00
- 09.00
09.00
- 10.00
10.00
– 11.30
|
-
Persiapan dan kontrol kandang
-
Memberikan air minum
-
Pemberian pakan jerami
-
Memberikan pakan konsentrat
-
Memberikan pakan hijauan
|
11.30
– 13.00
|
Istirahat
|
13.00
– 16.00
|
-
Memberikan pakan konsentrat
-
Memberikan air minum
-
Membersikan kandang
|
Menurut Ngadiyono (2007) mengatakan bahwa penggunaan
konsentrat tinggi lebih dari 70% pada usaha penggemukan sapi, meningkatkan
konsumsi pakan, laju pertumbuhan, efisiensi pakan, persentase karkas dan lemak,
serta dapat menurunkan alokasi biaya pakan untuk setiap unit pertambahan berat
badan. Di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) perbandingan pemberian pakan untuk
penggemukan sapi potong sama seperti diatas yaitu 70% konsentrat dan 30%
hijauan.
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan
dapat dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak yang
memakannya. Pakan dalam usaha peternakan merupakan bagian penting dalam
menentukan tinggi rendahnya produksi dan pertumbuhan. Bahan pakan yang biasa
diberikan kepada sapi antara lain adalah jerami padi, rumput gajah, dan rumput
lapangan. Selain itu sapi juga diberi pakan konsentrat untuk mendapatkan
pertambahan bobot badan yang tinggi. Jerami padi adalah hasil samping dari
tanaman padi yang sudah diambil hasil utamanya. Penggunaan jerami padi sebagai
pakan ternak memiliki kendala yaitu kandungan serat kasarnya yang tinggi,
kecernaan dan kandungan nutrisi yang rendah (Santosa, 2008).
Jumlah pemberian rumput gajah untuk setiap hari 700 kg atau rata-rata per
ekor 1,23 kg/ekor/harinya,
jerami 600 kg untuk pemberian per ekor 1,04 kg dan konsentrat 6,10 kg/ekor/harinya
berdasarkan analisis kebutuhan nutrien dengan BK rumput gajah 0,27 kg, BK
jerami 1,01 kg, dan BK total konsentrat 5,537 kg sehingga
BK total dan kebutuhan BK per ekor berdasarkan
bobot badan ternak yang diberikan sudah cukup memenuhi sesuai kebutuhan dan
mengalami kelebihan pakan. Menurut Purbowati (2010), penggunaan
konsentrat yang lebih tinggi dalam ransum penggemukan secara feedlot ini
bertujuan untuk mempercepat pertambahan bobot hidup dan menghasilkan konversi
pakan yang lebih baik. Hijauan sebagai bahan pakan ternak yang bisa diberikan
dalam dua bentuk yakni hijauan segar dan hijauan kering. Sumber hijauan berasal
dari pemasok hijauan yang ada di sekitar
peternakan.
Jerami
padi merupakan bahan makanan ternak yang bermutu rendah, sebab zat-zat yang
terkandung di dalamnya terselubung oleh dinding yang keras sehingga zat-zat
yang dapat tercerna kurang lebih hanya
30%. Rendahnya kualitas jerami padi, daun dan pucuk tebu disebabkan oleh kadar
selolusa dan lignin yang tinggi; sedangkan kandungan nutrisi, mineral esensial
dan vitamin rendah. Perlakuan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
limbah pertanian dan perkebunan dengan cara memperluas permukaan pakan dan
melunakkan tekstur bahan (Wahyono dan Hardianto, 2005). Jerami padi yang
digunakan di perusahaan sebagai pakan sapi potong yang digemukan adalah jerami
padi yang masih segar dan yang difermentasi. Jerami mentah didatangkan setiap minggu
oleh pemasok jerami yang berada di sekitar daerah Bogor dan sekitarnya. Jerami diangkut menggunakan truk yang berkapasitas angkut sekitar
satu rit dan langsung diletakkan di gudang jerami. Pemberian pakan jerami di PT
Fortuna Megah Perkasa (FMP) hanya dilakukan pada pagi hari sebelum diberikan
pakan konsentrat. Jadwal pemberian pakan dapat dilihat pada Tabel 2.
Pakan yang
digunakan oleh perusahaan selain berupa pakan hijauan juga menggunakan
konsentrat yang bertujuan agar pemberian pakan dapat seimbang dan mencukupi
kebutuhan sapi potong. Konsentrat merupakan makanan penguat yang
konsentrasi gizinya tinggi tetapi kandungan serat kasarnya relatif rendah dan
mudah dicerna. Komposisi
kosentrat sapi PO dan BX yang digunakan PT
Fortuna Megah Perkasa (FMP) sedikit berbeda, yaitu pada konsentrat sapi BX
ditambahkan tepung jagung. Komposisi keseluruhan konsentrat yaitu pollard, onggok, bungkil kopra, bungkil sawit, dedak kasar, kapur, garam,
urea, molasses, cattle premix (Hartadi et
al., 2005).
Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah pemberian pakan karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Ransum sapi yang digemukkan ditujukan untuk membentuk daging dan lemak badan. Untuk itu ransum harus mengandung protein dan energi yang memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan, pemeliharaan tubuh, dan pembentukan lemak. Penggemukan oleh perusahaan swasta, dilakukan tergantung daerah dan persediaan bahan pakan serta musim (Umiyasih, 2007). Jenis pakan yang pertama diberikan adalah konsentrat untuk menyuplai makanan bagi mikroba rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk ke dalam rumen, mikroba rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan (Abidin, 2008).
Ransum yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak merupakan syarat mutlak dihasilkannya produktivitas yang optimal. Penyusunan ransum tidak boleh merugikan peternak, misalnya peningkatan berat badan yang tidak dapat memenuhi target, salah pemberian pakan karena terlalu banyak dalam memperkirakan kandungan nutrien pakan ataupun karena adanya zat anti nutrisi. Ransum sapi yang digemukkan ditujukan untuk membentuk daging dan lemak badan. Untuk itu ransum harus mengandung protein dan energi yang memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan, pemeliharaan tubuh, dan pembentukan lemak. Penggemukan oleh perusahaan swasta, dilakukan tergantung daerah dan persediaan bahan pakan serta musim (Umiyasih, 2007). Jenis pakan yang pertama diberikan adalah konsentrat untuk menyuplai makanan bagi mikroba rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk ke dalam rumen, mikroba rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan (Abidin, 2008).
Pemberian pakan dilakukan dengan
menggunakan satu mobil untuk mengangkut hijauan dan konsentrat dari tempat
penyimpanan ke masing-masing kandang. Menurut Muktiani (2011), pada tubuh
ternak sapi air memiliki peranan yang sangat penting. Air digunakan sebagai
media untuk mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengangkut zat-zat
pakan, dan yang paling penting adalah mengeluarkan bahan-bahan yang sudah tidak
berguna dari dalam tubuh sapi.
3.1.4. Pembuatan Konsentrat
Pembuatan konsentrat PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mixer horizontal oleh bapak Udin dan karyawan. Bahan – bahan yang
digunakan untuk membuat konsentrat formula bahan ransum konsentrat dapat
dilihat pada table
4.
Tabel 4. Komposisi Bahan Pakan Yang Digunakan
Bahan
|
Pemberian
|
Presentase
|
Pollard
Onggok
Bungkil Kopra
Bungkil Sawit
Dedak Kasar
Kapur
Garam
Urea
Molases
Cattle Premix
|
225 kg
415 kg
245 kg
280 kg
200 kg
30 kg
15 kg
8 kg
80 kg
2 kg
|
15,2%
28,5%
16,55%
19%
11,5%
2%
1%
0,55%
5,55%
0,15
|
Jumlah
|
1.500 kg
|
100%
|
Pembuatan konsentrat di PT
Fortuna Megah Perkasa (FMP) ditargetkan sehari memproduksi 7,5 ton, karena
dalam sehari di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) harus mengeluarkan konsentrat
yang akan diberikan untuk pakan ternak sekitar 4 ton sehingga dapat menyimpan
untuk cadangan sekitar 3,5 ton. Pembuatan konsentrat bertujuan untuk
mempermudah pemberian pakan terhadap ternak, karena bila mengandalkan dari
pakan hijauan saja akan sulit, disamping itu dengan pemberian konsentrat maka
pertambahan bobot badan ternak akan cepat. Bahan yang digunakan dalam membuat
konsentrat biasanya hasil limbah-limbah
yang berasal limbah pertanian, limbah pabrik dan campuran-campuran
vitamin dan mineral agar tercipta komposisi ransum yang seimbang. Bahan-bahan
tersebut tersedia banyak di sekitar Bogor.
3.2
Kegiatan Insidental
3.2.1
Penimbangan
Penimbangan ternak merupakan salah
satu dari kegiatan insidental.
Penimbangan sapi dilakukan saat sapi baru datang dan pada saat sapi akan
dijual.
Tabel 5. Sampel
bobot badan sapi pada awal pemeliharaan
Peddock
|
Eartag
|
Bangsa sapi
|
Bobot Lampung (kg)
|
F7
|
186
|
PO
|
273
|
F7
|
748
|
PO
|
276
|
F7
|
954
|
PO
|
275
|
F7
|
17939
|
PO
|
279
|
F7
|
732
|
PO
|
274
|
F7
|
607
|
PO
|
281
|
F7
|
714
|
PO
|
284
|
F7
|
987
|
PO
|
278
|
Rata – rata
|
277,5
|
Bakalan sapi yang masuk ke perusahaan langsung ditimbang
dan dikelompokkan ke dalam kandang
sesuai dengan bobot badan dan jenisnya sapi lokal atau impor. Pemisahan kandang menurut
bobot badan bertujuan agar tidak terjadi persaingan dalam satu kandang dan juga
memudahkan dalam pemberian pakan.
Tabel 6. Sampel bobot
badan sapi saat dijual. ( 3 bulan )
Peddock
|
Kode Ternak
|
Jenis Ternak
|
Bobot Jual
|
F7
|
186
|
PO
|
345
|
F7
|
748
|
PO
|
348
|
F7
|
954
|
PO
|
347
|
F7
|
17939
|
PO
|
351
|
F7
|
732
|
PO
|
346
|
F7
|
607
|
PO
|
353
|
F7
|
714
|
PO
|
356
|
F7
|
987
|
PO
|
350
|
Rata – rata
|
350
|
Menurut Siregar (2008), yang menyatakan
bahwa penimbangan sapi menggunakan timbangan khusus yang disebut scale. Sapi-sapi yang telah ditimbang
kemudian dikelompokan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan bobot badannya.
Setelah seluruh sapi selesai ditimbang dan dikelompokan, sapi kemudian digiring
kembali menuju kandangnya. Data hasil penimbangan sapi yang baru datang dan
sapi dijual tabel 5 dan tabel 6.
Jadi PBBH dari sampel
sapi di atas adalah (350 kg – 277,5 kg) / 90 hari = 0,80 kg.
Sapi yang digunakan sapi BX dan sapi
PO, sapi PO di pilih sebagai ternak yang
di pelihara karna sapi tersebut termasuk jenis ternak potong, selain itu ternak
tersebut tahan panas, makanannya sederhana sehingga cocok untuk di pelihara di
Indonesia yang memiliki iklim tropis sedangkan sapi BX di pilih karna pertumbuhannya cepat. Tetapi dengan pakan
konsentrat yang diberikan kurang berkualitas sehingga pertumbuhan tidak seperti
yang diharapkan.
3.2.2
Penanganan Kesehatan
Kesehatan ternak merupakan hal yang
sangat perlu diperhatikan karena merupakan kunci keberhasilan dalam
pemeliharaan ternak sapi potong Dengan kata lain apabila dalam penggemukan sapi
terdapat sapi yang sakit maka secara tidak langsung nafsu makan dari sapi
menurun dan bila
tidak ada penanganan secara cepat dan tepat akan menyebabkan penularan
penyakit.
Feedlot adalah pemeliharaan dan penggemukan
dilakukan secara intensif dengan waktu tertentu yang telah ditetapkan, misalkan
3 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 9 bulan. Peluang terkena penyakit kemungkinan
sangat kecil dikarenakan pemeliharaan dalam waktu singkat. Penyakit yang paling
umum menyerang yaitu pincang, pneumonia, flu, diare dan lain-lain.
Cara penanganannya yaitu dengan memisahkan ternak dari
ternak yang sehat dan kemudian diberikan obat (Lestari, 2014). Kesehatan ternak
merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan karena merupakan
kunci keberhasilan dalam pemeliharaan ternak sapi potong. Ketika dalam keadaan
sakit maka tidak dapat berproduksi dengan baik. Tindakan
pencegahan penyakit pada ternak sapi potong seperti, hindari kontak
dengan ternak sakit, kandang selalu bersih, isolasi sapi yang diduga sakit agar
tidak menular ke sapi lain, mengadakan tes kesehatan terutama penyakit brucellosis dan tubercollosis,
desinfeksi kandang dan peralatan dan vaksinasi teratur. Beberapa penyakit
ternak yang sering menyerang sapi seperti antrax, ngorok, keluron dan
lain-lain. Pencegahan penyakit dapat dilakukan vaksinasi secara teratur
(Syukur, 2010).
Penanganan penyakit
pada ternak di perusahaan PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
dilakukan dengan memindah ternak ke
kandang isolasi. Penanganan sapi sakit di perusahaan ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu culling,
ringkus dan potong paksa. Culling dilakukan apabila sapi dalam keadaan
sakit namun tidak parah seperti kaki pincang kemudian dipindahkan dari pens
awal ke kandang isolasi. Kandang isolasi dalam hal ini adalah tempat area jalan peternak atau
pekerja. Ringkus dilakukan apabila
sapi dalam keadaan sudah parah tidak bisa berjalan namun masih hidup, untuk
penanganan ringkus sendiri dilakukan pengecekan kesehatan secara rutin mencegah
ternak mati secara tiba – tiba dan tidak diketahui peternak, sedangkan potong
paksa dilakukan apabila sapi dalam keadaan hampir mati, maka potong paksa
langsung dilakukan di lokasi peternakan. Penanganan sapi ringkus dan potong
paksa biasanya perusahaan bertindak cepat dengan menawarkan sapinya pada
pedagang walaupun nantinya harga dari sapi tersebut dibawah standar dari harga
sapi secara umumnya.
Rahmat (2006), Pencegahan
dan pengendalian antraks di daerah endemik dilakukan
dengan cara vaksinasi. Pemberian vaksin cukup dilakukan sekali untuk setiap
ekor karena sapi hanya dipelihara dalam waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-4
bulan (Abidin, 2008). Vaksin antraks yang digunakan di Indonesia sampai saat ini adalah vaksin aktif. Daya proteksi vaksin
antraks pada ternak ditentukan oleh respon imun terhadap protective antigen
(PA), sedangkan 2 komponen toksin lainnya yaitu LF dan EF hanya berperan kecil
dalam memberikan proteksi. Antigen lainnya (kapsul dan
dinding sel) belum diidentifikasi berperan dalam proteksi.
3.2.3
Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan analisis usaha yang melihat
dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi yang diperhatikan adalah
hasil total atau keuntungan yang diterima oleh suatu perusahaan. Laporan
keuangan di PT Fortuna Megaha Perkasa
tidak dipublikasikan untuk umum, sehingga dalam
pelaksanaan praktik kerja yang dilakukan di PT Fortuna Megaha Perkasa tidak diberikan informasi
rincian keuangan yang sebenarnya. Oleh karena itu analisis ekonomi yang dibuat dalam
laporan praktek kerja hanya diasumsikan dengan rincian yang sebenarnya. Rincian
keuangan PT Fortuna Megaha Perkasa dapat dilihat di Lampiran 3.
Biaya untuk mendirikan PT Fortuna Megaha Perkasa terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel. Menurut Harianto (2007), biaya Tetap merupakan (fixed cost =
FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak dipengaruhi oleh besaranya
jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap dikeluarkan walaupun tidak ada
pelayanan Biaya tetap yang dikeluarkan dipengaruhi oleh penyusutan kandang,
sewa kendaraan, sewa kandang dan peralatan.
Biaya variabel adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk pengadaan faktor-faktor produksi variabel suatu proses produksi, besarnya
biaya ini tergantung dari jumlah produksi yang akan dihasilkan. Biaya variabel
jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai hasil produksi dan harga dipasaran pada
waktu itu. Biaya yang dapat berubah-ubah antara lain berupa biaya pakan, upah
tenaga kerja, penyusutan peralatan dan biaya lain yang berupa
penerangan/listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Sugeng dan Sudarmono,
2008). Bahkan bila untuk sementara waktu produksi dihentikan biaya tetap ini
tetap harus dileluarkan dalam jumlah yang sama. PT Fortuna Megaha Perkasa dalam satu periode harus
mengeluarkan biaya adalah sebesar Rp 5.888.085.000 (lima milyar delapan ratus delapan puluh delapan juta delapan puluh
lima ribu rupiah). Biaya tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variabel.
Jumlah penerimaan dapat digunakan untuk menentukan
keuntungan. Keuntungan adalah selisih
antara penerimaan total dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. PT Fortuna Megaha Perkasa mendapat keuntungan
dalam satu periode sebesar Rp 531.915.000 (lima ratus tiga puluh satu juta sembilan
ratus lima belas ribu rupiah). Return Cost Ratio merupakan perbandingan
antara penerimaan dengan pengeluaran yang menunjukan penerimaan untuk setiap
satu rupiah. Sesuai dengan pendapat Riyanto (2008)
tingkat keuntungan relatif dapat diukur dengan analisis imbangan penerimaan
dengan biaya atau analisis R/C ratio. Hasil analisis menyatakan bahwa R/C ratio
> 1, penggunaan biaya efisien yaitu makin besar perolehan, makin besar
tingkat efisiennya. R/C ratio = 1, penggunaan biaya belum efisien (belum
memperoleh pendapatan) dan R/C ratio < 1, penggunaan biaya tidak efisien
(belum memperoleh pendapatan). Berdasarkan hasil perhitungan,diperoleh angka efisiensi 1,1, hal ini berarti perusahaan tersebut sudah efisien dalam penggunaan
biaya dengan perolehan keuntungan yang cukup besar.
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan,
diperoleh angka rentabilitas sebesar 8,4 %. Berarti bahwa modal yang digunakan
untuk menjalankan usaha efisien dibandingkan jika modal disimpan di bank dalam
bentuk deposito dengan suku bunga bank yang bernilai 2%, perusahaan memperoleh
keuntungan yang cukup besar meskipun menginvestasikan modalnya karena
perputaran modal dalam usaha penggemukan ini lebih memungkinkan untuk melakukan
pengembangan usaha yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Data perhitungan analisis ekonomi
disajikan pada Lampiran 3.
Analisis Break Even Point (BEP) adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Perhitungan Break Even Point didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk (Sigit, 2005). Analisis Break Even Point digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui berapa minimal perusahaan harus menghasilkan dan
menjual produk agar minimal tidak menderita kerugian atau titik impas yaitu
untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak
memperoleh kerugian. Perhitungan Break Even Point PT
Fortuna Megaha Perkasa didasarkan atas penjualan dalam rupiah dan dalam produk Break
Even Point PT Fortuna Megah Perkasa dicapai pada
tingkat hasil penjualan produksi dalam rupiah sebesar Rp. 2.925.945.946 (dua milyar Sembilan ratus dua puluh lima juta Sembilan ratus emapt
puluh lima ribu Sembilan ratus empat puluh enam rupiah) dan BEP dalam produk sebanyak Rp
34.672
(tiga puluh empat ribu enam ratus tujuh puluh dua rupiah). PBP (Pay Back Period) ini adalah jangka waktu pengembalian modal
dalam usaha, sehingga berdasarkan pehitungan jumlah modal dibagi laba
perperiode maka modal akan kembali dalam waktu 2 tahun 9 bulan.
3.2.4. Analisis Kecukupan
Pakan
Pembuatan konsentrat di PT. Fortuna Megah Perkasa di targetkan sehari memproduksi 7,5 ton, karena kebutuhan pakn di PT.
Fortuna Megah Perkasa sekitar 4 ton, 3,5 ton pakan konsentrat di simpan untuk cadangan hari esoknya.
Pembuatan pakan
konsentrat dimaksudkan untuk mempermudah pemberian pakan terhadap ternak.
Bahan yang
digunakan dalam pembuatan konsentrat juga disesuaikan dengan bahan baku yang
ada.
Pemberian pakan
di PT Fortuna Megah Perkasa menggunakan pakan hijuan segar, hijuan kering
(jerami) dan konsentrat yang merupakan bahan campuran dari berbagai bahan pakan
limbah pertanian yang terdiri tepung jagung, onggok asalan, wheat polard, bungkil
kopra, dedak
kasar, premiks, urea, garam, molases, kapur, dan bungkil sawit.
Pemberiannya dilakukan 2 kali sehari konsentrat 6,10
kg/ekor, 1,04 kg/ekor rumput gajah, dan 1,23 kg/ekor jerami padi. Konsumsi BK sebanyak
12,29, PK sebanyak 1,21, TDN sebanyak 6,006, Ca sebanyak 158,21, dan P sebanyak
46,88. Sehingga dari pehitungan kecukupan nutrsi pakan di PT FMP sudah memenuhi
kebutuhan nutrisi hariannya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pehitungan di
table 7.
Tabel
7. Evaluasi kecukupan nutrsi pakan, BB sapi 350 kg dan PBBH 0,80 kg
Bobot (kg)
|
PBBH
(kg)
|
BK
(kg)
|
PK
(kg)
|
TDN
(kg)
|
Ca
(kg)
|
P
(kg)
|
350
|
0,80
|
6,6
|
0,76
|
4,3
|
0,028
|
0,020
|
Pemberian
|
6,817
|
0,735
|
3,535
|
0,029
|
0,038
|
Sumber :
Nutrient Requirements of Beef Cattle
: NRC, 1996
3.3. Kegiatan Penunjang
3.3.1. Wawancara dan Diskusi dengan
Manager
Diskusi merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui manajemen pengadaan sapi impor dan
lokal yang ada di PT Fortuna
Megah Perkasa (FMP) dan hal-hal yang berkaitan dengan
perusahaan sapi potong. Diskusi dilakukan dengan manajer dan staf kantor. Waktu
pemberian materi oleh manajer,
staf kantor, dan karyawan biasa dilaksanakan setiap waktu.
Diskusi bertujuan untuk
mempermudah dalam pengumpulan data-data untuk pembuatan laporan praktik kerja. Hampir 70% diskusi dilakukan saat
berada dilapangan baik pada divisi pakan, divisi penanganan limbah maupun divisi kandang. Diskusi sendiri berfungsi untuk
lebih mendekatkan antara pekerja dan mahasiswa praktik kerja. Kedekatan yang terjalin akan
memudahkan dalam berdiskusi dan mendapatkan informasi yang diperlukan
mahasiswa. Diskusi di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
mahasiswa praktik kerja membandingkan ilmu yang diperoleh saat di perkuliahan
dengan kondisi yang sebenarnya dilapangan.
Manfaat
dari diskusi ini dapat melengkapi berbagai kekurangan-kekurangan
yang ada agar bisa menjadi lebih baik dan untuk melengkapi data dalam pembuatan
laporan prakti kerja.
Hasil wawancara terdapat di Lampiran 4.
3.3.2. Pengumpulan data-data di
Lapangan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan yang
langsung dilakukan dengan melihat kondisi lapangan dan pengukuran. Pengamatan
yang dilakukan meliputi :
1)
Letak/ lokasi kandang
Lokasi kandang harus diperhatikan dan diperhitungkan
dari segi ekonomis maupun dari segi sosial. PT Fortuna Megah Perkasa (FMP)
mempunyai lokasi yang ideal karena berada di daerah pertanian dan 300 m dari
pemukiman penduduk tetapi mempunyai jalur transportasi yang mudah karena dekat
dengan jalan. Menurut Rasyid dan Hartati (2007) lingkungan
yang ideal untuk membangun kandang adalah letaknya cukup jauh dari pemukiman
penduduk tetapi cukup mudah dilalui atau dicapai oleh kendaraan. Kandang juga
harus mendapat sinar matahari dan dekat dengan lahan pertanian.
2)
Jumlah kandang/ pen
Tipe kandang yang digunakan di PT
Fortuna Megah Perkasa (FMP) adalah
tipe barak dengan jenis kandang terbuka. Jumlah kandang yang
dimiliki adalah 6 kandang yang terdiri dari 6, 4, dan 10 pen.
3)
Ukuran tempat minum
Pemberian minum untuk ternak menggunakan bak air (waterbank). Volume waterbank tersebut adalah 100 liter. Air dipompa dengan menggunakan
pompa air yang ditampung didalam tandon, kemudian dialirkan menuju kandang
melalui pipa-pipa yang terhubung ke kran yang terdapat di setiap kandang.
4)
Ukuran tempat pakan
Ukuran tempat pakan merupakan hal yang penting untuk menentukan
jumlah populasi dalam 1 kandang. Tempat pakan yang ada di PT Fortuna Megah
Perkasa berukuran panjang 40 m sepanjang kandang, dengan lebar 80 cm, dan
kedalaman 40 cm.
5) Ukuran Selokan
Selokan merupakan jalur keluarnya limbah yang akan
ditampung untuk menjaga kebersihan kandang. Selokan ini berfungsi untuk
membuang limbah peternakan berupa sisa rumput maupun urin sapi bahkan hingga
kotoran sapi. Di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) limbah dialirkan ke penampungan
yang berada di selatan kandang. Selokan ini berada di sisi luar kandang yang
mempunyai kedalaman 30 cm dengan lebar 50 cm kemudian dari selokan kecil ini
dialirkan ke kolam kompos yang berada di belakang peternakan. Kemudian dari
kolam kompos tersebut ditampung feses untuk dijadikan pupuk kandang.
6) Pengolahan
limbah
Limbah sapi potong PT Fortuna Megah
Perkasa (FMP) berupa kotoran sapi. Membersihkan kotoran sapi dengan cara
membasahi kotoran dengan air dengan menggunakan ember dan disorok ke arah
selokan. Kotoran tersebut kemudian dialirkan menuju kolam penampungan feses. Kolam penampungan di PT Fortuna
Megah Perkasa (FMP) berfungsi mengendapkan limbah, dalam kolam penampungan
kotoran diangkat setiap sebulan sekali dengan cara menguras air dan mengangkat
limbah dengan cara disekop kemudian dijemur hingga kering. Limbah yang sudah
kering ditumpuk di tempat penampung limbah kering untuk diproses menjadi pupuk
kompos atau langsung dipasarkan.
Supaya kotoran sapi tidak terbuang dengan sia – sia,
maka kotoran ini dimanfaatkan sebagai kompos organik yang baik untuk pembenahan
tanah dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Menurut Prihandini (2007), ada
beberapa keuntungan yang di peroleh dari upaya memanfaatkan kotoran hewan untuk
dijadikan kompos, 1) kandang menjadi lebih bersih dan sehat, 2) kotoran yang
dikumpulkan mengurangi pencemaran lingkungan, 3) mengurangi populasi lalat di
sekitar kandang, 4) pembuatan pupuk organik tidak terlepas dari proses
pengomposan yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau
dekomposisi berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos, 5)
secara langsung kompos digunakan untuk lahan pertanian atau dapat dijual.
Adapun manfaat kompos organik untuk lahan pertanian yaitu :
1. Mampu menggantikan penggunaan pupuk kimia atau mengurangi
biaya produksi.
2. Bebas dari biji tanaman liar (gulma).
3. Tidak berbau dan mudah digunakan.
4. Menyediakan unsur hara yang seimbang dalam tanah.
5. Meningkatkan populasi mikroba tanah sehingga struktur tanah
tetap gembur.
6. Memperbaiki pH tanah.
7. Meningkatkan produksi berbagai tanaman antara 10-30%.
7) Cattle yard
Tempat penangan sapi (Cattle Yard) yaitu
bagian dari padang penggembalaan yang digunakan untuk penanganan sapi dalam hal
vaksinasi, bongkar muat dan sebagainya (Apriyantono, 2006).
8). Loading
Chute
Tempat naik dan turun sapi
(Loading Chutte). Tempat ini berguna
untuk menaikan serta menurunkan sapi dari dan ke truk (Petherick, 2009). Loading chute di PT Fortuna Megah
Perkasa hanya ada satu loading chute.
Ukuran
loading chutte untuk armada kecil khususnya pik-up yaitu tinggi 0,5 m, lebar 1,5 m, dan
panjang 7 m. Loading chutte dibuat
permanen yaitu dari pasir, semen, dan batu bata dengan pintu terbuat dari besi.
9). Gang way
Lorong (gang way). Lorong merupakan tempat sapi berjalan dari cattle yard menuju kandang atau
sebaliknya (Ngadiyono, 2007). Lorong hanya bisa dilewati satu ekor sapi. Bangunan
lorong sebagian besar adalah bentuk pagar yang terbuat dari besi. Lebar lorong
adalah 0,8 m dan dilengkapi dengan pintu jenis geser (sliding gate). Lorong ini mengarah ke timbangan dan biasa dipakai
untuk menandai sapi.
10). Holding Yard
Halaman penampung (Holding yard). Holding yard
di PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) dibagi empat bagian, dimana masing-masing
dipisahkan dengan pagar dengan ketinggian 1,8 m. Keempat holding yard tersebut tiga diantaranya berkapasitas kecil dengan
ukuran 2,5 m x 9 m, dan holding yard
berkapasitas besar 8m x 9m. Holding yard
yang besar digunakan untuk mengumpulkan sapi dalam jumlah yang banyak yaitu
mampu menampung 40-50 ekor sapi, sedangkan yang berukuran kecil mampu menampung
10-20 ekor sapi (Petherick, 2009). Holding
yard digunakan untuk membagi tiga kelompok ukuran dan bobot badan yang
termasuk kriteria. Perlengkapan pelengkap yaitu berupa pintu jenis alih yang
dapat memberikan batas atau penghalang antara sapi yang masuk kriteria dan
tidak, untuk yang tidak termasuk kriteria dimasukkan dalam penampung ukuran
besar dimana ada pintu yang langsung mengarah ke kandang. Timbangan dan kandang
jepit PT Fortuna Megah Perkasa (FMP) memiliki 1 timbangan yakni timbangan
elektrik manual. Kapasitas timbang 1000 kg dengan penunjuk digital. Selain
berfungsi sebagai timbangan, dapat digunakan untuk kandang jepit sehingga mempermudah
dalam penandaan sapi ataupun pengobatan karena ternak dijepit sehingga tidak
dapat bergerak bebas.
|
1.1
Kesimpulan
Berdasarkam hasil praktik kerja di PT Fortuna Megah Perkasa dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Cara pemberian pakan pada ternak di PT
Fortuna Megah Perkasa sudah cukup baik melihat adanya tahapan pemberian
konsentrat terlebih dahulu baru diberikan hijauan.
2.
Penanganan kesehatan di PT Fortuna Megah
Perkasa sudah baik, yaitu dengan cara melakukan seleksi pada sapi yang sakit
dan memasukkannya pada kandang karantina serta melakukan penyuntikan obat jika
diperlukan.
3.
Usaha penggemukan sapi potong di
perusahaan ini cukup baik,
namun PBBH sapi BX maupun PO masih tergolong
baik.
4.
Berdasarkan analisis ekonomi, perusahaan
tersebut memperoleh keuntungan sebesar Rp 531.915.000 (lima ratus tiga puluh satu juta Sembilan ratus lima
belas
ribu rupiah) dan layak untuk dijalankan secara berkelanjutan.
5.
Manajemen
pengolahan limbah di PT. Fortuna Megah Perkasa juga sudah tergolong baik dengan
adanya pengolahan feses menjadi pupuk organik.
4.2 Saran
1.
Kualiatas
air sebenarnya sudah baik meskipun berasal dari sungai, tetapi akan lebih baik
lagi jika dari sumber mata air yang baik bukan dari sungai sehingga kualitas air
tetap terjaga.
2.
Manajemen
pemberian pakan hijauan maupun konsentrat di PT Fortuna Megah Perkasa masih
tergolong minim sekali, sebaiknya lebih ditingkatkan.
3.
Pengadaan sapi-sapi bakalan sebaiknya
memperhatikan genetik, bangsa sapi, keadaan umum sapi dan dalam pemeliharaannya
sebaiknya dipisahkan berdasarkan umur fisiologis dan diberi pakan sesuai
kebutuhannya baik kuantitas maupun kualitas, sehingga harapannya PBBH tinggi
dapat tercapai.
4.
Sebaiknya
sistem pemeliharaannya all in all out, dan
penjualannya melihat peluang pasar, seperti event hari raya maupun yang lain
sehingga keuntungan bias ditingkatkan.
Abidin, Z. 2008. Penggemukan
Sapi Potong. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Apriyantono,
Anton. 2006. Pedoman Pembibitan Sapi
Potong Yang Baik (Good Breeding Practice). Lampiran Menteri Pertanian. Jakarta.
Harianto,
B. 2007. Analisis Usaha Produksi
Peternakan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Lestari,
I. A. 2014. Sapi Potong. Edisi Revisi.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Muktiani,
2011. Sukses Usaha Penggemukan.
Pustaka Baru. Bogor.
Ngadiyono,
N. 2007. Beternak Sapi. Pt Citra Aji
Pratama. Yogyakarta.
Petherick
J. Carol , Vivienne
J. Doogan, Bronwyn K. Venus, Richard G. Holroyd, Peggy Olsson. 2009. “Quality of handling and
holding yard environment, and beef cattle temperament: 2. Consequences for
stress and productivity”. Journal feedlot
120 (2) : 28–38
Prihandini
P.W, Purwanto T, 2007. Pembuatan Kompos
Berbahan Kotoran Sapi. Loka Penelitian Sapi Potong. Grati.
Purbowati,
Endang, Endang Baliarti Dan Subur Priyono S. Budhi. 2011. “Feed Cost Per Gain Domba Yang Digemukkan Secara Feedlot Dengan
Pakan Dasar Jerami Padi Dan Level Konsentrat Berbeda”. Seminar Nasional Sistem
Integrasi Tanaman-Ternak.
Rahmat,
Setya. 2006. Pengendalian Penyakit
Antraks, Diagnosis, Vaksinasi Dan Investigasi. Balai Besar Penelitian
Veteriner. Bogor.
Rasyid,
A. Dan Hartati. 2007. Petunjuk Teknis
Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Peternakan.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian
Rianto,
E., Dan E. Purbowati. 2009. Panduan
Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Riyanto,
B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Rukmana,
R. 2005. Budidaya Rumput Unggul.
Kanisisus, Yogyakarta.
Santosa,
U. 2008. Mengelola Peternakan Sapi Secara
Profesional. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hartadi,
H., S. Reksohadiprojo, dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta..
Sigit. 2005. Kamus
Besar Ekonomi Cetakan I. Pustaka Grafika. Bandung
Siregar,
B. S. 2008. Penggemukan Sapi. Edisi
Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugeng dan Sudarmono. 2008. Pemeliharaan, Perbaikan produksi, Prospek bisnis dan analisis
penggemukan sapi potong. Penebar swadaya. Jakarta.
Syamsu,
J. A. 2011. “Upaya meningkatkan daya simpan dedak padi denganpenambahan zeolit
dan kapur selama periode penyimpanan”. Tesis
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Syukur,
2010. Tata Laksana Usaha Sapi Kreman.
Kanisius. Yogyakarta
Umiyasih,
U Dan Y. N. Anggraeny. 2007. Petunjuk
Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong. Pusat Penelitian
Dan Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Wahyono,
Didiek Eko Dan Ruly Hardianto. 2005. “Pemanfaatan
Sumberdaya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong”. Lokakarya
Nasional Sapi Potong, Bogor 23 juni 2005.
0 Response to "Laporan Praktik Kerja Sapi Potong"
Post a Comment